Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif pada perdagangan Kamis (24/7/2025) waktu setempat. Pergerakan indeks di tengah rilis sejumlah data ekonomi Negeri Paman Sam.
Melansir Reuters pada Jumat (25/7/2025), indeks S&P 500 ditutup naik 5,53 poin atau 0,08% ke level 6.363,87. Nasdaq Composite menguat 38,85 poin atau 0,19% ke 21.057,96. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average turun 312,08 poin atau 0,69% ke posisi 44.698,21.
Pasar juga mencermati kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kantor pusat Federal Reserve pada Kamis waktu setempat. Langkah ini dilakukan setelah berbulan-bulan Trump melontarkan kritik terhadap Ketua The Fed Jerome Powell atas tingkat suku bunga yang dianggapnya terlalu tinggi.
Dengan pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan pekan depan, pelaku pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga pada September mencapai 60%, menurut alat FedWatch dari CME
Dari sisi tenaga kerja, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun ke 217.000, jauh di bawah perkiraan analis, mengindikasikan ketahanan pasar tenaga kerja.
Aktivitas bisnis AS juga mencatat percepatan pada Juli, namun perusahaan-perusahaan menaikkan harga barang dan jasa, memperkuat prediksi ekonom terkait percepatan inflasi dalam beberapa bulan ke depan, yang sebagian besar dipicu oleh kenaikan tarif impor.
Baca Juga
Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi yang didorong oleh lonjakan saham Alphabet yang memperkuat optimisme terhadap saham-saham kecerdasan buatan (AI) unggulan lainnya.
Saham Alphabet melonjak setelah laporan kinerja perusahaan induk Google itu meningkatkan keyakinan bahwa investasi besar dalam perlombaan menguasai teknologi AI mulai membuahkan hasil.
Saham-saham raksasa teknologi lainnya seperti Microsoft, Nvidia, dan Amazon juga turut menguat
Selain itu, kesepakatan dagang AS-Jepang serta sinyal kemajuan dalam negosiasi dengan Uni Eropa turut menopang penguatan di Wall Street.
“Investor kini lebih optimistis terhadap negosiasi dagang, kondisi ekonomi, tren inflasi, dan laporan keuangan kuartal II yang lebih baik dari perkiraan,” ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research.
Meski demikian, saham Tesla terjun bebas setelah CEO Elon Musk memperingatkan bahwa perusahaan akan menghadapi beberapa kuartal yang berat seiring pemangkasan dukungan pemerintah AS terhadap industri kendaraan listrik. Sepanjang tahun ini, saham Tesla telah terkoreksi sekitar 25%.
Saham UnitedHealth juga melemah setelah perusahaan asuransi tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dalam penyelidikan Departemen Kehakiman AS terkait praktik Medicare, menyusul laporan adanya penyelidikan pidana dan perdata.
IBM turut mencatatkan penurunan saham setelah laporan keuangan kuartal II tidak mampu memenuhi ekspektasi investor, terutama akibat penjualan divisi perangkat lunak inti yang mengecewakan.
Saham Honeywell juga tergelincir meskipun perusahaan berhasil melampaui ekspektasi Wall Street dan merevisi naik proyeksi kinerja tahunan.