Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan pelemahan penjualan mobilnya pada semester I/2025. Meski begitu, Astra masih mempertahankan pangsa pasarnya di Tanah Air dan optimistis melihat paruh kedua tahun ini.
Berdasarkan data Astra, penjualan mobil Astra mencapai 201.633 unit per semester I/2025, turun 12,98% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan penjualan mobil pada semester I/2024 sebanyak 231.734 unit.
Pada Juni 2025, Astra mencatatkan penjualan mobil sebanyak 29.365 unit, turun 33,1% yoy dibandingkan penjualan mobil Astra pada Juni 2024 sebanyak 43.900 unit. Tercatat, mobil Toyota + Lexus menjadi penyumbang penjualan mobil Astra pada Juni 2025 sebanyak 18.038 unit.
Astra juga mencatatkan penurunan penjualan mobil low cost green car (LCGC) 25,86% yoy menjadi 49.797 unit pada semester I/2025, dibandingkan penjualan mobil LCGC pada semester I/2024 sebanyak 67.173 unit.
Meski begitu, Astra masih mencatatkan dominasi pasar penjualan mobil nasional pada semester I/2025. Tercatat pangsa pasar mobil Astra sampai dengan Juni 2025 sebesar 54%.
"Di tengah tantangan ekonomi yang memengaruhi dinamika pasar dan daya beli konsumen, Astra tetap berharap pemulihan penjualan otomotif nasional dapat terjadi di semester II/2025," ujar Chief of Corporate Affairs Astra Boy Kelana Soebroto dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (11/7/2025).
Astra pun menurutnya senantiasa konsisten untuk menyediakan beragam pilihan kendaraan yang sesuai kebutuhan konsumen di berbagai segmen. Astra tetap didukung oleh jaringan penjualan dan layanan purnajual yang terintegrasi di seluruh Indonesia.
Sementara itu, pelemahan penjualan mobil Astra sejalan dengan lesunya penjualan mobil nasional. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales atau dari pabrik ke dealer sebesar 57.760 unit pada Juni 2025. Realisasi tersebut merosot 22,6% yoy dibandingkan pada Juni 2024 sebanyak 74.615 unit.
Dilihat sepanjang periode Januari–Juni 2025, penjualan mobil ambles 8,6% yoy dari 410.020 menjadi 374.740 unit.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.