Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan kinerja penjualan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) pada kuartal II/2025 diprediksi akan moderat.
Pelemahan daya beli masyarakat akibat kondisi makroekonomi dinilai masih menjadi pemicu perseroan belum bisa mencapai pertumbuhan double digit.
Ciptadana Sekuritas Asia dalam laporan terbarunya memperkirakan bahwa penjualan MYOR pada triwulan kedua akan tumbuh sebesar 9% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/YoY). Angka pertumbuhan itu berada di bawah realisasinya pada kuartal II/2024.
“Kami memperkirakan penjualan kuartal II/2025 tumbuh sebesar 9% YoY, di bawah pertumbuhan triwulan II/2024 sebesar 17,2% YoY,” jelas Putu Chantika Putri, analis Ciptadana Sekuritas Asia, dalam riset yang dirilis, Rabu (2/7/2025).
Putu Chantika menjelaskan, berdasarkan diskusi pihaknya dengan MYOR, realisasi penjualan April—Mei 2025 terbilang moderat dibandingkan hasil pemasaran pada periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal II/2024, jelasnya, penjualan MYOR tercatat tinggi.
Dia memerinci, penjualan MYOR pada April 2025 lebih rendah karena liburan Lebaran. Namun, kinerjanya pada Mei 2025 kembali bangkit dengan pertumbuhan dua digit dibandingkan penjualan bulan sebelumnya didukung oleh aktivitas penyetokan ulang dan hari penjualan yang lebih panjang.
Baca Juga
”Namun, [penjualan MYOR] Juni diperkirakan akan lebih rendah lagi karena liburan sekolah.”
Pada periode tersebut, sambung Putu Chantika, penjualan MYOR untuk pasar ekspor melampaui pertumbuhan pasar domestik. Padahal, realisasi penjualan ke China, yang berkontribusi sekitar 7% dari total ekspor MYOR, tetap lamban.
“…mencerminkan konsumsi rumah tangga yang lemah di tengah ketegangan perdagangan AS–China yang berkepanjangan.”
Adapun, proyeksi tersebut sedikit berada di bawah realisasi pertumbuhan penjualan MYOR pada kuartal I/2025 dan berada di bawah target sepanjang tahun perseroan.
Berdasarkan catatan Bisnis, MYOR membukukan penjualan bersih sebesar Rp9,85 triliun pada kuartal I/2025 atau naik 12,54% YoY.
Padahal, MYOR membidik pertumbuhan penjualan tumbuh double digit pada tahun ini yakni naik 10% YoY, menjadi Rp39,7 triliun.
“Target top line tahun ini mencapai Rp39,7 triliun, sedangkan bottom line sebesar Rp3,1 triliun,” ujar Direktur Mayora Indah Hendrik Polisar dalam paparan publik, Selasa (10/6/2025).
Manajemen pun mengakui bahwa tantangan untuk bisnis MYOR pada tahun ini datang dari kenaikan harga komoditas yang memengaruhi biaya operasional perseroan.
Sementara itu, kondisi ekonomi yang bisa menyebabkan pelemahan daya beli juga menjadi tantangan dari sisi konsumen.