Menurutnya, dengan total nilai investasi gabungan yang mencapai US$800 juta, kolaborasi tersebut akan mendukung industri yang dapat diperluas dan mengurangi impor dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
“Investasi ini memperkuat ketahanan industri nasional dan mengurangi ketergantungan impor atas produk-produk penting seperti soda kostik dan EDC,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Beberapa pekan setelahnya, Danantara resmi menyuntikkan modal sebesar US$405 juta atau setara dengan Rp6,65 triliun kepada emiten maskapai pelat merah tersebut. Kemitraan ini pun menjadi lanjutan dari restrukturisasi yang dijalankan Garuda sejak 2022, dan penanda dimulainya tahapan penyehatan jangka panjang yang diperkirakan mencapai US$1 miliar.
Terbaru, Danatara bakal menanamkan investasi sekitar US$120 juta atau Rp1,9 triliun (asumsi kurs Rp16.230,21 per dolar AS) ke dalam Pertamina Geothermal Energy.
Lebih lanjut, dana investasi akan digunakan untuk menggarap proyek strategis Pertamina Geothermal. Danantara sebelumnya juga telah bertemu dengan jajaran direksi PGEO untuk membahas pengembangan energi panas bumi hingga 3 GW.
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa pihaknya bakal meneken Head of Agreement (HoA) dan Memorandum of Understanding (MoU) untuk proyek-proyek prioritas PGEO agar dapat segera masuk pipeline eksekusi investasi.
Baca Juga
“Ini merupakan langkah penting dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan,” tulisnya dalam unggahan Instagram @rosanroeslani.