Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Jelang Libur Panjang, Sentuh Rp16.289 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.289,500 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/6/2025), jelang libur panjang.
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu penukaran uang di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu penukaran uang di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.289,500 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/6/2025). Penguatan rupiah ini menjelang libur long weekend di Indonesia.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.03 WIB, rupiah dibuka menguat 0,06% ke Rp16.289,500 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS melemah 0,20% ke 97,48. Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi.

Yen Jepang menguat 0,38%, dolar Singapura naik 0,19%, dolar Taiwan menguat 0,19%, dan won Korea Selatan menguat 0,12%. Lalu peso Filipina menguat 0,11%, yuan China menguat 0,08%, ringgit Malaysia menguat 0,25%, dan baht Thailand melemah 0,02% , dan hanya rupee India yang melemah 0,14%.

Melansir Reuters, dolar AS melemah ke level terendah baru dalam 3,5 tahun terhadap euro pada hari Kamis, karena kekhawatiran tentang independensi Federal Reserve AS di masa depan merusak kepercayaan terhadap kebijakan moneter negara tersebut.

Menurut laporan Wall Street Journal, Presiden AS Donald Trump telah mempertimbangkan gagasan untuk memilih dan mengumumkan pengganti Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada bulan September atau Oktober, dengan tujuan untuk melemahkan posisinya.

"Pasar kemungkinan akan keberatan dengan langkah awal untuk menunjuk pengganti Powell, terutama jika keputusan tersebut tampak bermotivasi politik," kata Kieran Williams, kepala Asia FX di InTouch Capital Markets.

Trump pada hari Rabu menyebut Powell "mengerikan" karena tidak menurunkan suku bunga secara tajam, sementara Ketua The Fed mengatakan kepada Senat bahwa kebijakan harus hati-hati karena rencana tarif Presiden merupakan risiko inflasi. 

Pasar telah sedikit meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya di bulan Juli menjadi 25%, dari hanya 12% seminggu yang lalu, dan memperkirakan pemotongan 64 basis poin pada akhir tahun, naik dari sekitar 46 basis poin pada Jumat lalu. 

Kebijakan tarif Trump yang kacau juga kembali menjadi sorotan saat batas waktu 9 Juli untuk kesepakatan perdagangan semakin dekat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper