Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia menguat tipis pada Selasa (17/6/2025) seiring meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel yang mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai.
Namun, penguatan dolar AS menahan laju kenaikan logam mulia tersebut, sementara harga perak melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Melansir Reuters, Rabu (18/6/2025), harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,1% menjadi US$3.387,04 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS ditutup menguat 0,06% ke level US3.388,5 per troy ounce.
Indeks dolar AS menguat 0,8%, membuat harga emas dalam denominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli dari negara lain.
Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan harga emas terdorong ketidakpastian geopolitik, khususnya perang udara antara Israel dan Iran yang kemungkinan besar akan memburuk sebelum mereda.
“Hal ini akan menjaga permintaan terhadap aset safe haven tetap tinggi,” ujar Wyckoff.
Baca Juga
Di tengah konflik yang terus memanas, Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk mengakhiri sengketa nuklir dengan Iran secara “nyata”. Ia juga mengindikasikan kemungkinan mengirim pejabat tinggi AS untuk bertemu langsung dengan perwakilan Iran.
Sementara itu, pasar menanti keputusan kebijakan suku bunga dari Federal Reserve yang akan diumumkan pada Rabu, disusul konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell.
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,50%, seperti yang telah berlaku sejak Desember lalu.
Lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik biasanya menjadi faktor pendorong utama bagi kenaikan harga emas. Survei World Gold Council juga menunjukkan bahwa bank sentral global memperkirakan proporsi cadangan emas mereka akan meningkat dalam lima tahun ke depan.
Data terbaru menunjukkan penurunan penjualan ritel di AS melebihi ekspektasi pada Mei, meskipun belanja konsumen tetap kuat berkat pertumbuhan upah yang solid.
Di pasar logam lainnya, perak melonjak hampir 2% ke US$37,05 per ounce—level tertinggi sejak Februari 2012.
Dalam catatannya, Citi menyatakan bahwa harga perak bisa menembus US$40 dalam 6 hingga 12 bulan ke depan.
“Kami memperkirakan pasokan perak akan semakin ketat akibat defisit bertahun-tahun, pemegang stok yang enggan menjual kecuali harga lebih tinggi, serta tingginya permintaan investasi,” tulis Citi.
Platinum naik 1,5% ke US$1.264,61, sementara paladium menguat 1,7% menjadi US$1.047,54.