Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erajaya (ERAA) Sebut Dampak Pelemahan Daya Beli Terbatas ke Kinerja

PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) menyebut kondisi pelemahan daya beli masyarakat memiliki dampak yang relatif terbatas terhadap kinerja perseroan.
Pengunjung melihat smartphone di gerai Erafone di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melihat smartphone di gerai Erafone di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) menyebut kondisi pelemahan daya beli masyarakat memiliki dampak yang relatif terbatas terhadap kinerja perseroan. Di sisi lain, ERAA lebih waswas dengan arah gerak kurs rupiah.

Direktur Erajaya Patrick Adhiatmadja mengatakan secara umum pelemahan daya beli masyarakat di pasar memiliki dampak yang relatif terbatas terhadap kinerja perserpan. Terlebih, saat ini fokus pasar yang ditargetkan perseroan menyasar kelas menengah atas yang mana pelemahan daya beli tidak terlalu signifikan.

"Karena secara finansial mereka masih memiliki kemampuan untuk berbelanja. Yang lebih terdampak justru adalah kelas menengah, di mana kekhawatiran terhadap keberlanjutan kondisi ekonomi pribadi menyebabkan penurunan aktivitas konsumsi," kata Patrick dalam laporan paparan publik, dikutip Kamis (12/6/2025).

Dia menyebut tren yang terjadi di kelas menengah atas adalah penurunan tingkat kepercayaan konsumen (consumer confidence) alih-alih penurunan kapasitas finansial. Artinya, kelas tersebut cenderung mgnurangi pengeluaran impulsif dan lebih fokus pada pembelian terencana.

Dengan demikian, konsumen tetap melakukan pembelian produk utama yang ditawarkan Erajaya untuk memenuhi gaya hidup maupun aktivitas sehari-hari.

Wakil Direktur Utama ERAA Hasan Aula juga menyebut produk perseroan terutama ponsel pintar kini telah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Permintaan untuk gadget perangkat mobile ini pun masih terjaga.

"Oleh karena itu, meskipun ada tekanan dari sisi daya beli secara umum, industri dan posisi pasar Erajaya memungkinkan kami untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan," ujar Hasan.

Selanjutnya, Hasan menyebut dampak tarif impor yang diberlakukan AS belum terlihat efeknya ke merek-merek yang didistribusikan Erajaya. Perseroan kini justru fokus mencermati nilai tukar rupiah karena kurs lebih memengaruhi stabilitas bisnis.

Namun demikian, Erajaya yang sudah banyak melakukan transaksi pembelian melalui rupiah dan sebagian besar mitra manufaktur sudah berinvestasi secara lokal membuat perseroan dapat meredam efek negatif depresiasi rupiah maupun perang tarif.

"Ke depan, kami berharap ketegangan perdagangan global dapat mereda, sehingga stabilitas nilai tukar dan iklim usaha dapat terus terjaga, yang pada akhirnya akan mendukung kesinambungan bisnis Erajaya," kata Hasan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper