Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke posisi Rp16.296 pada perdagangan Rabu (28/5/2025). Pada saat bersamaan, greenback terpantau mengalami kenaikan tipis.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup melemah sebesar 9,50 poin atau 0,06% ke level Rp16.296 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS menguat tipis 0,02% menuju 99,54.
Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas menguat. Won Korea menguat 0,38% bersama yen Jepang sebesar 0,13%. Sementara itu, ringgit Malaysia dan baht Thailand ditutup perkasa dengan persentase masing-masing 0,18% dan 0,25% per dolar AS.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa ketidakpastian terkait dengan arah kebijakan perdagangan AS dan kondisi fiskal kembali mencuat ke permukaan.
Dia menuturkan bahwa fokus pasar saat ini tertuju pada prospek tercapainya lebih banyak kesepakatan dagang, serta kelanjutan pembahasan RUU pemotongan pajak yang kontroversial dan didukung oleh Presiden Donald Trump.
Pada akhir pekan lalu, Donald Trump menyatakan akan menunda rencana pengenaan tarif 50% terhadap Uni Eropa hingga awal Juli. Padahal, bulan itu juga merupakan titik awal pemberlakuan tarif timbal balik AS terhadap sejumlah ekonomi utama.
Sementara itu, data kepercayaan konsumen AS yang dirilis baru-baru ini menunjukkan hasil yang kuat, meredam kekhawatiran pelambatan ekonomi dan meningkatkan ekspektasi pasar terhadap prospek pertumbuhan Negeri Paman Sam.
“Data kepercayaan konsumen AS yang kuat juga meningkatkan risiko dan meredam kekhawatiran atas ekonomi AS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5/2025).
Dari dalam negeri, perekonomian Indonesia diperkirakan menghadapi tantangan berat untuk mencapai target pertumbuhan 5% pada kuartal II/2025.
Hal tersebut, kata Ibrahim, dipengaruhi oleh enam paket stimulus yang sebagian besar diarahkan untuk masyarakat berpendapatan rendah sebagai respons atas tekanan daya beli dan potensi peningkatan angka kemiskinan.
“Fokus ke masyarakat kelas bawah memang penting dalam menjaga stabilitas sosial dan menjamin akses kebutuhan dasar. Namun demikian, masyarakat kelas menengah berkontribusi sebesar lebih dari 50% terhadap total konsumsi nasional berdasarkan distribusi pendapatan,” pungkas Ibrahim.
Menurutnya, minimnya stimulus untuk kelas menengah tidak hanya berarti hilangnya peluang pertumbuhan, tetapi juga menambah risiko perlambatan ekonomi. Jumlah kelompok ini cukup besar dan menjadi penggerak utama berbagai sektor usaha.
Dengan situasi saat ini, dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp16.240-Rp16.300 pada Jumat (30/5/2025).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.