Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Rendah, Penawaran Sukuk Ritel SR022 Bakal Makin Meriah

Investor diperkirakan mengincar investasi ke Sukuk Ritel seri SR022 setelah BI rate dipangkas ke 5,5%.
Nasabah membeli Sukuk Tabungan Seri ST007 melalui website BNI Syariah di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah membeli Sukuk Tabungan Seri ST007 melalui website BNI Syariah di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diperkirakan mendorong penawaran SBN ritel jenis Sukuk Ritel seri SR022 makin meriah sejalan dengan kuponnya yang mampu menarik minat investor.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 5,75% ke 5,5%, melanjutkan kebijakan moneter longgar pada Januari 2025. Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management Domingus Sinarta Ginting mengatakan bahwa tren penurunan suku bunga akan mendorong minat investor untuk berinvestasi ke SR022.

“Momentum tren penurunan suku bunga, akan mendorong minat terhadap instrumen berimbal hasil tetap seperti SR022,” ucapnya kepada Bisnis belum lama ini.

Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menawarkan SR022 pada 16 Mei hingga 18 Juni 2025. Pernawaran instrumen SBN ritel ketiga tahun ini tersebut tersedia dalam dua seri, yaitu SR022T3 tenor 3 tahun dengan kupon 6,45% dan SR022T5 tenor 5 tahun memiliki kupon 6,55% per tahun. 

Dengan demikian, ada selisih kurang lebih 100 basis poin antara suku bunga acuan dengan kedua SR022 tersebut. Di sisi lain, instrumen investasi yang memberikan kupon bulanan, seperti deposito menawarkan bunga yang lebih rendah. Sebagai gambaran bunga penjaminan simpanan di bank umum yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencapai 4,25% sedangkan pada Bank Perekonomian Rakyat (BPR) sebesar 6,75%. 

Dari sisi pajak, bunga SBN memiliki pajak 10% dan bunga deposito sebesar 20%. Alhasil, besar kemungkinan investor mempertimbangkan SBN ritel seri SR022 sebagai instrumen investasi alternatif dengan kupon bulanan. 

Senada dengan itu, Kepala Divisi Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto menjelaskan bahwa SR022 yang memiliki fitur kupon tetap sehingga tak terpengaruh perubahan suku bunga. 

"Fitur fixed rate menarik di tengah penurunan suku bunga, persentase kupon SR022 tidak akan turun. Fitur tersebut tidak seperti ST014 menawarkan floating rate di mana penurunan suku bunga akan membuat kuponnya juga akan turun," ujarnya.

Head of Investment Bareksa Christian Halim mengatakan dengan karakter tersebut, dia memperkirakan penawaran SR022 bisa menghimpun dana hingga lebih dari Rp20 triliun.

"Kami memperkirkaan untuk [penjualan] SR022 yang merupakan SBN ritel tradable bisa pada kisaran Rp20 triliun hingga Rp25 triliun," katanya.

Adapun, investor bisa membeli SR022 minimal senilai Rp1 juta hingga Rp5 miliar pada instrumen SR022T3 sebesar Rp5 miliar, dan SR022T5 sebesar Rp10 miliar. Setelah pembelian tercatat, investor menerima kupon perdana pada 10 Agustus 2025, dan pada tanggal 10 setiap bulannya.

SR022 bersifat tanpa warkat dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder mulai 11 Agustus 2025 atau setelah berakhirnya durasi kepemilikan minimal, yakni satu kali pembayaran imbalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper