Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat idAA- dengan prospek stabil untuk emiten milik Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan obligasi perseroan yang masih beredar.
Manajemen Pefindo dalam laporannya menerangkan, peringkat ini diberikan kepada TPIA karena dinilai memiliki posisi strategis dalam industri petrokimia, disertai dengan likuiditas dan fleksibilitas keuangan perseroan yang kuat.
”Peringkat dibatasi oleh struktur permodalan dan kebijakan keuangan yang moderat, sensitivitas terhadap siklus industri, dan risiko terkait dengan ekspansi proyek-proyek baru,” tulis manajemen Pefindo dalam laporannya, dikutip Selasa (20/5/2025).
Menurut Pefindo, peringkat ini juga diberikan kepada TPIA setelah perseroan mengakuisisi perusahaan kilang minyak dan petrokimia yang berbasis di Singapura pada April 2025. Pefindo menilai, akuisisi ini dapat memperkuat integrasi vertikal dan diversifikasi produk perseroan.
Meskipun begitu, Pefindo menilai, kinerja perseroan masih dibatasi oleh kondisi industri petrokimia yang kurang menguntungkan. Bahkan, Pefindo mengatakan, bisa saja menurunkan peringkat TPIA jika terjadi penurunan secara berkepanjangan terhadap profil keuangan perseroan yang diakibatkan oleh penurunan harga produk.
”Kami dapat menaikkan peringkat jika TPIA memperkuat manajemen operasinya yang tercermin pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan EBITDA lebih dari yang diproyeksikan dan berdampak positif bagi profil keuangan,” lanjutnya.
Selain itu, peringkat terhadap TPIA juga bisa berada di bawah tekanan jika perseroan melakukan ekspansi dengan utang yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan.
Sebelumnya, berdasarkan Laporan Keuangan per Maret 2025, pendapatan bersih TPIA meningkat 31,8% year-on-year (YoY) menjadi US$622,1 juta pada kuartal I/2025 dari posisi US$471,9 juta pada kuartal I/2024.
Pendapatan bersih tersebut terdiri atas pendapatan kimia sebesar US$592,6 juta (naik 32,5% YoY) dan infrastruktur US$29,5 juta (naik 19,4% YoY).
Sementara itu, beban pokok pendapatan ikut meningkat sebesar 19,4% yoy menjadi US$616,3 juta dari sebelumnya US$471,4 juta. Selanjutnya EBITDA tercatat US$21,7 juta atau meroket 1.870% dari sebelumnya hanya US$1,1 juta.
Direktur TPIA Suryandi menyebut pemulihan EBITDA itu mencerminkan pemulihan margin seiring dengan perbaikan kondisi pasar untuk produk perseroan walaupun laba kotor masih negatif.
"Meskipun masih terdapat beban keuangan, penyusutan rugi mencerminkan kemajuan dalam efisiensi operasional," kata Suryandi dalam siaran pers, dikutip Rabu (30/4/2025).
Tercatat rugi bersih TPIA sebesar US$23,6 juta per kuartal I/2025, sudah membaik dari rugi bersih pada kuartal I/2024 sebesar US$32,6 juta.
Pada saat yang sama, TPIA membukukan utang Obligasi jangka pendek senilai US$21,56 juta dan utang obligasi jangka panjang US$552,69 juta.