Bisnis.com, JAKARTA — Momentum panen dividen yang terjadi bersamaan dengan deeskalasi perang dagang memberi warna cerah di lantai bursa dalam sepekan terakhir.
Walaupun pekan ini perdagangan saham Tanah Air hanya berlangsung tiga hari, namun IHSG sudah terkerek naik 2,60% ke level 7.106,52 pada Jumat (16/5/2025).
Sementara itu, data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan setidaknya investor asing sudah masuk lagi ke pasar saham domestik dengan nilai beli bersih atau net buy Rp5 trliun pekan ini.
Aksi beli bersih paling banyak ditorehkan investor asing pada Rabu (14/5/2025) senilai Rp2,83 triliun lalu Kamis (15/5/2025) senilai Rp1,68 triliun. Kemarin, Jumat (16/5/2025), investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp528,29 triliun.
Alhasil jumlah jual bersih investor asing di lantai bursa sudah berkurang dan kini menjadi net sell Rp48,79 triliun.
Kembalinya dana asing ke lantai bursa tidak lepas dari deeskalasi perang dagang, ketika AS dan China menangguhkan pengenaan tarif satu sama lain selama 90 hari.
Research and Investment Department Capital Asset Management Martin Aditya menjelaskan sentimen di pasar domestik berasal dari pembagian dividen dan perkembangan global.
Dari eksternal, investor masih wait and see melihat kepastian yang jelas terkait kebijakan tarif impor antara AS dan China, walaupun saat ini mereda karena adanya penundaan tarif selama 90 hari.
"Namun saya rasa masih belum ada komitmen yang jelas terkait hal itu melihat hal-hal yang sudah terjadi dapat berubah kebijakannya yang membuat market bergejolak," ujarnya Jumat (16/5/2025).
Martin melihat secara jangka pendek pasar modal Indonesia berpotensi mengalami inflow karena selama dua hari terakhir ini investor asing melakukan net buy yang cukup besar di pasar saham, begitu juga di pasar obligasi.
Selanjutnya, efek pembagian dividen dinilai memberikan sentimen positif bagi para investornya, yang menunjukkan emiten tersebut mempunyai kinerja keuangan yang cukup solid. Apa lagi, jika setiap tahunnya emiten tersebut membagikan dividen.
"Namun pembagian dividen ini saya rasa imbang karena setelah pembagian dividen, biasanya rata-rata harga saham mengalami penurunan sebesar dividend yield yang diberikan," ujar Martin,
Pembagian dividen diharapkan akan meningkatkan likuiditas pasar, yang akan membuat pasar saham semakin membaik. Peningkatan aksi beli menurutnya dapat terjadi karena pemberian dividend yield yang cukup atraktif dengan valuasi yang relative masih murah.
Martin pun menyarankan investor untuk mencermati emiten-emiten BUMN yang saat ini berada di bawah Danantara berpotensi memberikan dividend yield yang tinggi. Dia mencontohkan emiten-emiten bank Himbara dan emiten di sektor komoditas dapat memberikan dividend yield yang cukup menarik.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.