Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Masih Tren Naik, Diproyeksi Bertahan di Atas Rp2 Juta per Gram

Harga emas diperkirakan berpeluang naik di atas Rp2 juta per gram, meski jadi penyumbang utama inflasi pada April 2025.
Pegawai merapikan perhiasan emas di salah satu gerai penjualan di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan perhiasan emas di salah satu gerai penjualan di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas diperkirakan masih berpeluang naik di atas Rp2 juta per gram, meski menjadi penyumbang utama inflasi pada April 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan komoditas emas perhiasan menyumbang inflasi yang cukup besar pada April 2025, yakni sebesar 10,52% secara bulanan. Inflasi komoditas emas perhiasan mencatatkan angka tertinggi sejak September 2020. 

Tekanan inflasi emas perhiasan yang naik tersebut seiring dengan naiknya harga emas global, membuat inflasinya menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. 

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan bahwa saat ini tren harga emas masih dalam tren yang naik karena beberapa peristiwa ekonomi dan perang masih belum selesai. 

Menurutnya, saat ini isu perang tarif masih belum ada penyelesaian, meskipun Trump sudah terbuka dengan negosiasi. Perang juga masih terjadi di beberapa daerah.

"Jadi harga emas masih berpeluang naik ke depannya, masih terbuka untuk bertahan di atas Rp2 juta per gram," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/5/2025).

Adapun, kenaikan inflasi karena emas disebut tidak akan menimbulkan dampak ke perekonomian masyarakat karena emas bukan barang konsumsi sehari-hari. Justru yang akan diperhatikan pemerintah dan Bank Indoneisa (BI) adalah inflasi yang berkaitan langsung dengan konsumsi masyarakat.

Akhir-akhir ini, masyarakat antusias memburu emas sebagai aset investasi yang aman dari gejolak. Masyarakat rela antre untuk mendapatkan logam mulia sehingga banyak yang FOMO atau ikut-ikutan agar tidak ketinggalan.

Ariston mengatakan bahwa "FOMO" ini timbul dikhawatirkan karena masyarakat tidak teredukasi dengan baik mengenai risiko dari investasi emas itu sendiri, yang masih berpotensi mengalami penurunan harga. 

"Jadi masyarakat perlu siap untuk menerima risiko kerugian dan tahu bagaimana mengantisipasinya," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkap oleh Chief Economist of BCA Group David Sumual yang mengatakan bahwa untuk harga emas masih akan dalam tren naik dalam jangka panjang.

Sementara itu, menurutnya dalam jangka pendek dan menengah, harga emas akan tergantung pada perkembangan pasar finansial dan kondisi likuiditas. 

"Kalau pasar modal global koreksi dalam atau likuiditas mengetat drastis, harga emas juga bisa terkoreksi," ucapnya kepada Bisnis, Jumat (2/5/2025).

Menurutnya, likuiditas untuk membeli emas atau instrumen investasi lain sebaiknya dari ekses dana atau dana yang disimpan, bukan dari dana sehari-hari apalagi dari berhutang karena harganya yang fluktuatif.

Untuk diketahui, harga emas Antam pada hari ini, Jumat (2/5/2025) sebesar Rp1.912.000 per gram turun Rp20.000 dari perdagangan sebelumnya.

Adapun BPS menyatakan bahwa meningkatnya inflasi emas perhiasan pada April 2025 terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia. Tren kenaikan emas dunia masih terus berlanjut hingga saat ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper