Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Produsen Ultra Milk (ULTJ) Turun 9,97% Kuartal I/2025

Produsen Ultra Milk (ULTJ) membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih Rp364,68 miliar, turun 9,97% secara tahunan.
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (1/8/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (1/8/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2025. 

Berdasarkan Laporan Keuangan per akhir Maret 2025 yang dipublikasikan, Selasa (29/4/2025), produsen Ultra Milk tersebut membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih Rp364,68 miliar.  

Jika dibandingkan kinerja kuartal I/2024 yang mencatatkan laba bersih Rp405,09 miliar, capaian tahun ini mencerminkan koreksi sebesar 9,97%. 

Penurunan laba bersih ULTJ sejalan dengan kinerja penjualan yang turun 0,60% year on year (YoY) menjadi Rp2,28 triliun. Kontribusi terbesar penjualan masih berasal dari segmen minuman yang menyumbang Rp2,39 triliun sebelum eliminasi biaya. 

Perseroan juga mencatat penurunan beban pokok sebesar 1,94% YoY menjadi Rp1,49 triliun, sehingga laba kotor mencapai Rp792,67 miliar per kuartal I/2025.  Perolehan laba kotor ini menunjukkan pertumbuhan 2,04% secara tahunan. 

ULTJ juga mencatat beban usaha sebesar Rp346,83 miliar atau melonjak 23,54% YoY. Hasilnya, laba usaha perseroan terkoreksi 10,13% YoY menjadi Rp445,83 miliar. 

Adapun kas dan setara kas perusahaan hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp2,18 triliun, turun 13,40% dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp2,52 triliun.

Dari sisi neraca keuangan, ULTJ membukukan total aset sebesar Rp8,64 triliun atau tumbuh 2,14% year to date (YtD). Liabilitas tercatat turun 18,39% YtD menjadi Rp844,23 miliar, sedangkan ekuitas tumbuh 5% ke angka Rp7,79 triliun. 

Sementara itu, kinerja saham perseroan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tertekan sejak awal tahun dengan penurunan sebesar 22,99% ke level Rp1.390.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper