Bisnis.com – Emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) mengantongi pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp466 miliar pada kuartal I/2025.
Realisasi marketing sales emiten pengembang kawasan PIK 2 itu setara dengan 9% dari target prapenjualan yang ditetapkan perseroan tahun ini senilai Rp5,3 triliun.
Presiden Direktur PANI Sugianto Kusuma mengatakan realisasi prapenjualan pada awal tahun ini mencerminkan kondisi ekonomi yang memengaruhi perilaku konsumen dan iklim investasi sektor properti Tanah Air.
"Kinerja kuartal I/2025 mencerminkan dampak dari faktor eksternal terhadap hasil jangka pendek, seperti volatilitas pasar global dan melambatnya aktivitas ekonomi," kata Sugianto dalam keterangan resmi, dikutip Senin (28/4/2025).
Namun, lanjut dia, perseroannya tetap melihat peluang di jalur pertumbuhan ditopang oleh fondasi portofolio yang solid. Hal itu termasuk diversifikasi produk dan strategi bisnis yang responsif.
Adapun, tantangan pada tahun ini disebut berasal dari perkembangan eksternal yang menyebabkan Bank Indonesia menahan suku bunga acuan. Tingkat suku bunga yang relatif tinggi saat ini memberatkan beban bunga KPR dan pembiayaan korporasi. Alhasil, Sigianto menyebut sebagian konsumen maupun investor menunda untuk membeli properti saat ini.
"Kami memahami bahwa tahun 2025 dibuka dengan tantangan berat, namun kami percaya pada potensi jangka panjang sektor properti Indonesia. Portofolio kami tetap kuat, didukung lokasi strategis dan desain produk yang relevan dengan kebutuhan pasar masa kini dan masa depan," katanya.
PANI mencatat pertumbuhan marketing sales dengan CAGR sebesar 51% pada periode 2021-2024. Perseroan sempat mencetak rekor prapenjualan senilai Rp6 triliun pada 2024 yang didukung oleh pengembangan produk di PIK2 seperti Rukan Marina Bay, SOHO The Bund, SOHO Miami, Padma, Pasir Putih Residences, dan Ilona@Pasadena Hills.
Saat ini, PANI melalui entitas anaknya tengah membangun fasilitas MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang ditargetkan mulai beroperasi sebagian pada Oktober 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.