Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebalancing Indeks Bisnis-27: SCMA, SIDO & DSNG Masuk Daftar

Rebalancing dilakukan terhadap Indeks Bisnis-27, saham DSNG, SCMA dan SIDO masuk ke dalam daftar.
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025).JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di depan layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (09/04/2025).JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

isnis.com, JAKARTA — Rebalancing dilakukan terhadap Indeks Bisnis-27 yang merupakan hasil kerja sama antara Bisnis Indonesia dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Rebalancing tersebut dilakukan guna penentuan ulang anggota konstituen Indeks Bisnis-27 yang dilakukan setiap 6 bulan. Adapun rebalancing itu ditetapkan untuk periode 2 Mei 2025- 31 Oktober 2025.

Rebalancing tersebut memasukkan emiten baru maupun mengeluarkan emiten sebelumnya dari konstituen Indeks Bisnis-27 yang tentunya melihat dari berbagai faktor.

Saham-saham yang baru masuk ke dalam Indeks Bisnis-27 di antaranya, dari sektor konsumer primer PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG), dari sektor konsumer non-primer ada PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA), dan sektor kesehatan ada PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. (SIDO).

Sementara itu, dengan adanya emiten baru yang masuk ke dalam Indeks Bisnis-27, maka ada juga emiten yang tereleminasi.

Beberapa emiten yang dieleminasi di antaranya, dari sektor energi yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), serta dari sektor infrastruktur yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).

Pertimbangan untuk rebalancing Indeks Bisnis-27 sebelumnya telah dilakukan. Direktur PT Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan yang juga anggota Komite Indeks Bisnis-27 menjelaskan bahwa pemilihan konstituen yang masuk ke dalam Indeks Bisnis-27 dilihat dari beberapa hal.

"Kami dari Komite melihat dari segi makronya dulu, dengan adanya ketidakstabilan geopolitik maupun domestik dalam negeri, kami mencoba untuk mencari emiten atau perusahaan yang satu resilien, dan tetap menawarkan prospek pertumbuhan yang positif, disertai juga dengan data-data teknikal seperti volume transaksi dan juga value transaksi yang liquid," katanya kepada Bisnis, di Gedung Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (16/4/2025).

Sementara itu, Capital Market Analyst PT Bahana TCW Investment Management Faradilla Meyriska tetap optimistis rebalancing ini bisa membuat kinerja Indeks Bisnis-27 meningkat.

"Kami melihat memang Indeks Bisnis-27 untuk satu periode terakhir memberikan negative return, tapi yang kami lihat sebenarnya itu ada dua faktor, lebih diutamakan kepada gejolak pasar yang ada dan pasti saham akan bereaksi, tapi nomor dua juga didukung oleh adanya capital outflow," ujarnya.

Meski begitu, menurutnya resilien dari perusahaan yang sudah dipilih untuk masuk ke Indeks Bisnis-27 akan bisa membuat harga saham kembali kepada valuasi dan perhitungan yang normal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper