Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai upaya OJK dan Bursa untuk meningkatkan porsi kepemilikan lokal, terutama dengan mendorong investor institusi seperti lembaga keuangan BUMN dan Danantara merupakan langkah yang sangat strategis di tengah derasnya arus keluar dana asing.
"Namun, agar pasar modal Indonesia benar-benar mandiri dan tidak terus bergantung pada gejolak global, perlu langkah yang lebih menyeluruh. Misalnya, pemberian insentif pajak dan pelonggaran aturan investasi bagi dana pensiun dan asuransi agar lebih leluasa masuk ke pasar saham," ujar Felix kepada Bisnis pada Senin (21/4/2025).
Di sisi lain, peningkatan literasi keuangan untuk mendorong investasi jangka panjang oleh investor ritel juga menurutnya sangat penting, termasuk perluasan akses terhadap produk seperti ETF, reksa dana tematik, dan saham syariah.
"Konsistensi regulasi dan kebijakan yang pro-pasar juga menjadi kunci untuk membangun kepercayaan investor lokal," kata Felix.
Dengan membentuk ekosistem yang suportif dari sisi regulasi, edukasi, dan produk, menurutnya pasar saham Indonesia bisa tumbuh lebih stabil, berdaulat, dan tidak terombang-ambing oleh sentimen asing.
Sementara, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan dalam mendorong porsi kepemilikan lokal, otoritas serta Bursa juga bisa menggaet investor institusi pengelola dana publik seperti Jamsostek, Taspen, dana pensiun (dapen), hingga Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Cara lainnya pun menurutnya bisa dilakukan. Ia menilai para karyawan dari sekitar 922 emiten di BEI bisa memberi bonus, insentif, atau THR dalam bentuk saham, sehingga karyawan pun memiliki rekening saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.