Rekomendasi Saham Grup MAP
Equity Analyst Bahana Sekuritas Laras Andira mengatakan bahwa meski penjualan bisnis kecantikan dan pakaian dianggap defensif, namun dengan kondisi makro ekonomi dan depresiasi rupiah saat ini, bisa membawa imbas pada sektor ritel.
Menurutnya, meski terdapat upaya dari grup MAP melakukan pemulihan pada segmen cafe dan restoran pada kuartal IV/2024, prospek pada divisi ini tetap menghadapi tantangan.
"Aksi boikot yang berkelanjutan di Starbucks dan ketidakpastian geopolitik dapat terus menekan penjualan dalam waktu dekat," katanya saat ditanyai Bisnis, Senin (14/4/2025).
Dia mengatakan bahwa grup MAP perlu memperkuat program perencanaan merchandise dengan berfokus pada investasi pada produk-produk terlarisnya, serta mengakuisisi merek eksklusif yang diharapkan dalam menjaga inventory level dan menjaga margin.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa dengan adanya perilisan iPhone16, bisa mendorong penjualan bisnis digital pada kuartal I/2025, seiring dengan antusiasme konsumen terhadap produk terbaru Apple.
"Namun, perlu diingat bahwa kontribusi margin dari segmen ini relatif kecil dibandingkan dengan divisi lainnya," ujarnya.
Kemudian, dia menjelaskan bahwa tantangan grup MAP juga dipicu oleh pelemahan daya beli pada barang-barang pakaian. Namun, apabila melihat beberapa tahun kebelakang MAPI sudah memiliki kinerja keuangan yang kuat. Dia merekomendasikan hold saham MAPI dengan target harga Rp1.600 per saham.
Di lantai bursa, saham MAPI bergerak stagnan di level Rp1.360 pada pukul 11.14 WIB, Selasa (15/4/2025). Sejak awal tahun, harga turun 3,55%.