Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Trump, Bitcoin Jadi Lebih Stabil Ketimbang Saham AS

Pergerakan aset kripto Bitcoin mulai tak senada dengan saham teknologi Amerika Serikat (AS). Saham cenderung lebih volatil pasca kebijakan tarif impor Trump.
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin menunjukkan tanda-tanda lepas dari tarikan gravitasi saham teknologi selama gejolak pasar keuangan beberapa hari terakhir. Menghadapi gejolak, strategi investasi paling tepat dapat melalui teknik Dollar-Cost Averaging (DCA).

Mata uang kripto asli ini telah mempertahankan korelasi positif yang tinggi dengan Nasdaq 100 sejak pandemi Covid-19 global, lebih sering diperdagangkan dengan tren bersamaan dengan indeks acuan itu.

Bitcoin sebenarnya diperdagangkan sekitar 1% lebih tinggi menjadi sekitar US$83.300 pada Jumat (4/4/2025), sementara Nasdaq 100 jatuh untuk hari kedua setelah tarif perdagangan yang diumumkan Presiden Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) malam.

"Kami pikir langkah agresif Trump telah mempercepat pemikiran ulang tentang nilai jangka panjang BTC dalam sebuah portofolio, karena pengaturan ulang tatanan global memiliki implikasi jangka menengah yang signifikan bagi AS sebagai tujuan modal," kata Augustine Fan, mitra dan CFO di platform solusi perdagangan kripto SignalPlus, melansir dari Bloomberg, Sabtu (5/4/2025).

Lahir dari krisis keuangan global, Bitcoin diciptakan agar tidak bergantung pada sistem keuangan arus utama. Ketika aset lain anjlok, mata uang digital ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dari badai. Itulah sebabnya banyak pendukung menggambarkan token ini sebagai penyimpan nilai, mirip dengan emas digital.

Meski begitu, aset ini diperdagangkan lebih seperti aset berisiko lainnya selama beberapa tahun terakhir dan korelasinya dengan saham, yang biasanya diukur dalam jangka waktu lebih lama untuk menghilangkan fluktuasi jangka pendek, tetap tinggi bahkan dengan deviasi dua hari.

Tidak seperti banyak perusahaan yang sahamnya membentuk indeks, Bitcoin dan mata uang kripto lainnya tidak dikenakan tarif.

"Dengan BTC yang tidak lagi menjadi sasaran perang dagang global, dan de-dolarisasi yang dipaksakan secara efektif oleh kebijakan pemerintahan saat ini, saya berpandangan bahwa kita mungkin secara intuitif melihat periode volatilitas yang tenang di ruang tersebut dibandingkan dengan yang lainnya," kata Bohan Jiang, Kepala perdagangan opsi OTC di Abra.

Adapun, berinvestasi dengan strategi yang tepat dapat membantu memaksimalkan keuntungan sekaligus mengurangi risiko. Salah satu strategi yang banyak digunakan, terutama oleh investor pemula, adalah Dollar-Cost Averaging (DCA).

Dikutip dari Pintu Academy, DCA adalah metode investasi di mana investor membeli aset dalam jumlah tetap secara berkala, tanpa terpengaruh fluktuasi harga. Strategi ini membantu mengurangi risiko emosional seperti FOMO (Fear of Missing Out) dan lebih cocok untuk investasi jangka panjang.

Untuk menerapkan strategi DCA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya, Pilih aset yang tepat sesuai dengan tujuan investasi, tentukan frekuensi investasi, apakah harian, mingguan, atau bulanan, dan tetapkan jumlah dana yang akan diinvestasikan secara konsisten.

Penerapan strategi DCA ini salah satunya bisa menggunakan fitur yang dimiliki oleh pedagang kripto lokal, di mana bisa memanfaatkan fitur Auto DCA (menabung rutin) yang memungkinkan pembelian aset kripto secara otomatis dengan jumlah dan jadwal yang sudah ditentukan.

Fitur ini juga dilengkapi dengan DCA Simulation untuk melihat potensi hasil sebelum benar-benar berinvestasi. Dengan strategi yang disiplin dan fleksibel, DCA bisa menjadi cara yang efektif untuk berinvestasi crypto secara lebih terencana dan minim risiko.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper