Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah menguat ke posisi Rp16.562 per dolar Amerika Serikat (AS) saat penutupan perdagangan hari ini, Kamis (27/3/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,15% atau 25,5 poin ke Rp16.562 terhadap dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,07% ke level 104.474.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia lainnya bergerak variatif sampai penutupan perdagangan hari ini.
Selain rupiah, ringgit Malaysia dan dolar Hong Kong turut mencatatkan penguatan masing-masing 0,01%.
Selain itu, dolar Singapura dan won Korea Selatan turut mencatatkan penguatan masing-masing 0,05% dan 0,18%. Adapun, peso Filipina dan yuan China turut menguat masing-masing 0,50% dan 0,05%.
Di sisi lain, dolar Taiwan dan rupee India melemah masing-masing 0,08% dan 0,09%. Selain itu, ringgit Malaysia turut mencatatkan pelemahan 0,10%.
Baca Juga
Sebelumnya, Bank Indonesia menegaskan kondisi pelemahan rupiah ke level Rp16.611 per dolar AS yang terjadi, Selasa (25/3/2025) kemarin, tidak dapat disamakan dengan pelemahan rupiah pada krisis 1998.
Pasalnya, pelemahan kemarin tersebut menyentuh level terendah sejak 1998, yang kala itu sempat menyentuh ke level Rp16.800 per dolar AS dari posisi Rp2.800an per dolar AS.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro membandingkan dengan rupiah terkini, tidak mengalami pelemahan separah 1998.
“Apakah masih jauh [dari krisis]? Saya berani afirmasi, ini masih jauh, tapi kita tetap enggak boleh berpuas diri kita harus tetap monitor, apa masalahnya, harus dicari solusinya,” ujarnya dalam Taklimat Media, Rabu (26/3/2025).
Solihin menjelaskan bahwa kondisi rupiah dan stabilitas berbeda kala 1998. Di mana pasar keuangan Tanah Air pun belum sedalam saat ini.
Bahkan dahulu, cadangan devisa Indonesia hanya US$20 miliar. Kini, cadangan devisa telah menembus US$150 miliar.
Secara year to date (YtD) hingga 26 Maret 2025, rupiah rata-rata berada di level Rp16.340 per dolar AS.
Sementara pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah terpantau menguat 0,14% atau 24 poin ke posisi Rp16.587 per dolar AS.
Adapun Bank Indonesia terus melakukan intervensi penguatan rupiah, termasuk memperkuat likuiditas dengan telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp70,7 triliun.