Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lengkap! Saham Negara di 13 Emiten BUMN Beralih ke Danantara Lewat Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Pemerintah mengalihkan saham di 13 BUMN dari Negara RI ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai bagian dari pembentukan Holding Operasional Danantara.
CEO Danantara Rosan Roeslani (tengah) diapit COO Danantara Dony Oskaria dan CIO Danantara: Pandu Sjahrir dalam pengumuman pengurus Danantara Indonesia, Senin (24/3/2025)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
CEO Danantara Rosan Roeslani (tengah) diapit COO Danantara Dony Oskaria dan CIO Danantara: Pandu Sjahrir dalam pengumuman pengurus Danantara Indonesia, Senin (24/3/2025)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah resmi mengalihkan saham mayoritas di 13 BUMN berstatus perusahaan terbuka dari Negara RI ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI sebagai bagian dari pembentukan Holding Operasional Danantara.

Pengalihan saham dengan skema inbreng kepada BKI dilaporkan manajemen 13 emiten BUMN melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Senin (24/3/2025). 

Adapun, 13 BUMN itu termasuk 4 emiten bank BUMN dan 4 emiten kontraktor BUMN. Empat anggota bank pelat merah ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN).

Selanjutnya, empat emiten BUMN karya, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP). 

Ditambah dengan lima BUMN di sektor lainnya, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS). 

Terbaru, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio melaporkan telah terjadi fakta material berupa pengalihan kepemilikan 59.038.124.782 saham atau 64,536% saham perseroan dari Negara RI kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia. Pengalihan itu dilakukan melalui mekanisme inbreng pada 22 Maret 2025. 

“BKI merupakan Perusahaan Induk Operasional (Holding Operasional) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara RI,” paparnya dalam keterbukaan informasi, Senin (24/3/2025). 

Prasetyo menegaskan Negara RI tetap menjadi sebagai pemegang saham pengendali GIAA atau ultimate beneficial owner melalui kepemilikan langsung 1 saham Seri A Dwiwarna.

Dia juga mengungkapkan bahwa pengalihan 64,536% saham GIAA ke BKI tidak mengubah status perseroan yang tetap sebagai Badan Usaha Milik Negara.

Senada, VP Investor Relations Telkom Octavius Oky Prakarsa menyampaikan bahwa telah terjadi pengalihan kepemilikan 51.602.353.559 saham Seri B atau 52,09% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh Telkom dari Negara RI kepada BKI pada 22 Maret 2025. 

Merujuk keterbukaan informasi Telkom, BKI merupakan Perusahaan Induk Operasional (Holding Operasional) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara RI melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

BRI juga melaporkan telah terjadi pengalihan kepemilikan 80.610.976.875 Saham Seri B atau 53,19 % dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh Perseroan melalui mekanisme inbreng yang dilaksanakan Negara RI kepada BKI.

Transaksi itu dilakukan dalam rangka proses penyertaan saham dengan pemasukan (inbreng) yang dilaksanakan Negara RI kepada BKI. Meski demikian, Negara Republik Indonesia dipastikan tetap menjadi pemegang saham pengendali BUMN tersebut. 

Berikut rekapitulasi pengalihan saham secara inbreng terhadap 13 emiten BUMN dari Negara RI ke BKI

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) : 48.533.333.333 saham Seri B atau 52%
  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) : 80.610.976.875 saham Seri B atau 53,19%
  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) : 22.378.387.749 saham Seri B dan Seri C atau 60%
  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) : 8.420.666.647 saham Seri B atau 60%
  • PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) : 3.457.023.004 saham Seri B atau 51,2%
  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) : 51.602.353.559 saham Seri B atau 52,09%
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) : 5.080.509.839 saham Seri B atau 70%
  • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) : 36.291.702.780 saham Seri B atau 91,018 % 
  • PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) : 21.705.633.362 saham Seri B atau 75,35%
  • PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) : 5.408.773.791 saham Seri B atau 64,33%
  • PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) : 3.161.947.835 saham Seri B atau 51,00%
  • PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) : 15.477.117.519 Saham Seri B atau 80,00%
  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) : 59.038.124.402 saham atau 64,536% (15.670.777.620 saham Seri B, 43.367.346.782 saham Seri C)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper