Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih diselimuti volatilitas tinggi di tengah gejolak perang dagang AS dan menjelang pengumuman suku bunga The Fed dan Bank Indonesia dalam jangka pendek. Ke mana arah gerak IHSG pada hari ini?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 0,67% atau 43,68 poin menuju posisi 6.471,94. pada perdagangan Senin (17/3/2025). Di level itu, IHSG anjlok 8,59% sepanjang tahun berjalan 2025.
BNI Sekuritas mencatat Wall Street kompak kembali menguat pada perdagangan kemarin. Indeks S&P 500 naik 0,64%, Nasdaq Composite bertambah 0,31%, dan Dow Jones Industrial Average melonjak 0,85%. Penguatan itu didorong oleh kenaikan saham Walmart dan International Business Machines (IBM).
Di sisi lain, laporan penjualan ritel AS Februari turut mendukung sentimen pasar. Data menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,2% secara bulanan, lebih rendah dari perkiraan sebesar 0,6%.
Investor juga mencermati dengan kebijakan tarif yang berubah-ubah dari Presiden AS Donald Trump, serta langkah efisiensi besar-besaran oleh Elon Musk melalui divisi DOGE. Kebijakan pemerintah AS yang siap menanggung dampak ekonomi demi merombak regulasi dan kebijakan perdagangan global juga turut membebani pasar.
Di Asia, bursa Asia-Pasifik cenderung mengalami kenaikan pada Senin (17/3/2025). Indeks Nikkei 225 naik 0,93%, indeks Topix meningkat 1,19%, indeks Kospi naik 1,61%, indeks Kosdaq bertambah 1,73%., serta indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,83% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,68%.
Investor juga menantikan serangkaian data ekonomi dari China termasuk produksi industri, investasi perkotaan, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran di wilayah perkotaan. Memperkirakan tingkat pertumbuhan investasi perkotaan di China pada Februari mencapai 3,6% YoY, naik dari 3,2% pada bulan sebelumnya.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, memperkirakan IHSG hari ini berpotensi rebound. IHSG diestimasi bergerak pada rentang support 6.380—6.450 dan resistance 6.500–6.600.
BNI Sekuritas merekomendasikan saham BBCA, MDKA, BRMS, BRIS, JPFA, dan RAJA sebagai trading idea pada hari ini.
Tim Analis MNC Sekuritas mengatakan IHSG terkoreksi 0,67% ke 6.471 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Secara teknikal, koreksi IHSG sudah mencapai target minimal yang diproyeksikan.
Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di akhir wave (c) dari wave [b], sehingga diperkirakan koreksi IHSG akan relatif terbatas untuk menguji 6.413. Setelahnya, IHSG berpeluang menguat ke rentang 6.756-6.850.
IHSG pada hari ini diproyeksi bergerak pada rentang support 6.246—6.361 dan resistance 6.698—6.818.
Pada perdagangan hari ini, saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas ialah buy on weakness untuk saham ACES, BULL, dan MDKA, serta speculative buy untuk saham AMMN.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun 248,56 poin atau 3,84% ke level 6.223,39 pada hari ini. IHSG bergerak di rentang 6.011,84-6.465,22. Di level tersebut, IHSG anjlok 1,68% year-to-date.
IHSG ditekan oleh koreksi harga saham DCII sebesar 20%, TPIA anjlok 19,55%, BREN -10,92%, BBCA -3,49%, BBRI turun 3,13%, AMMN anjlok 7,09%, BRPT merosot 15,48%, CUAN -12%, dan PTRO amblas 11,36%.

IHSG menutup sesi I perdagangan hari ini di level 6.076,08. Di level itu, indeks komposit amblas 6,12% atau 395,87 poin.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 6.012-6.484. Pada 11.19 WIB, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan trading halt atau pembekuan perdangangan sementara selama 30 menit.
Pada sesi I, IHSG ditekan oleh ambrolnya saham-saham big caps a.l. BBCA -4,65%, BMRI -6,62%, BBRI -6,27%, PTRO jeblok 22,34%, BRMS -17,62%, BREN -16,33%, BBNI -5,54$ dan TPIA -19,93%.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Trading halt itu dipicu penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai 5%.
Langkah BEI untuk melakukan trading halt sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
"Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan," tulisnya dalam keterangan resmi.

Hingga pukul 11.20 WIB, IHSG ambrol 312,47 poin atau -4,83% ke level 6.159,47. Di level itu, IHSG sudah anjlok 13% dari level penutupan pada akhir 2024 di posisi 7.079,9.
Indeks komposit sudah anjlok 4,83% atau mendekati batas penghentian perdagangan bursa sementara atau trading halt apabila terjadi penurunan IHSG sebesar 5%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 6.458,67 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian jeblok 2,4% ke level 6.316,09 hingga pukul 09.45 WIB.
Selain saham bank jumbo, saham lainnya yang merosot a.l. PT Petrosea Tbk. (PTRO) melemah 1,47%, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) turun 3,11% dan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) 2,06%.
Di sisi lain, saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mencatatkan lonjakan harga dengan menguat 21,11%. Hal ini terjadi seiring dengan pengumuman aksi akuisisi 91,17% saham ANJT oleh PT Cilindra Perkasa yang terafiliasi dengan First Resources Ltd.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka di level 6.472 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian bergerak turun 53,56 poin atau 0,83% ke posisi 6.418,38.
Pelemahan IHSG pada hari ini dipengaruhi oleh saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps.
Di sektor perbankan, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 1,45% ke level Rp8.475, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) -1,31% ke level Rp3.780, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) -1,07% ke level Rp4.630, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 1,85% ke level Rp4.250 per saham.