Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Seminggu Penawaran, Penjualan Sukuk Tabungan Seri ST014 Tembus Rp7 Triliun

Penjualan Sukuk Tabungan (ST) seri ST014 sudah terjual Rp7 triliun hingga hari ini Jumat (14/3/2025).
Bisnisgrafik BID, Portofolio, Kupon Mengambang ST014. JIBI/Bisnis Indonesia/Sinta
Bisnisgrafik BID, Portofolio, Kupon Mengambang ST014. JIBI/Bisnis Indonesia/Sinta

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan Sukuk Tabungan (ST) seri ST014 sudah terjual Rp7 triliun sejak sepekan ditawarkan hingga hari ini, Jumat (14/3/2025).

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) RI meluncurkan ST014 dalam dua seri, yaitu ST014T2 tenor 2 tahun dengan kupon 6,5% dan Green Sukuk ST014T4 tenor 4 tahun memiliki kupon 6,6% per tahun. 

Adapun masa penawaran ST014 berlangsung sejak 7 Maret 2025 hingga 16 April 2025, yang bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran 2025.

Mengacu data salah satu mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) pada Jumat (14/3/2025) pukul 15.00 WIB atau penawaran hari ke-8, terpantau investor telah memborong ST014 sebanyak Rp7 triliun dari kedua seri tersebut.

Adapun, kuota awal kedua seri ST014 sebesar Rp15 triliun. Ditilik secara rinci, ST014T2 telah terjual sekitar Rp5,69 triliun atau 51,7% dari kuota penawaran sebesar Rp11 triliun. Alhasil, kuota pembelian ST014T2 masih tersisa Rp5,3 triliun atau 48,3%.

Berikutnya, ST014T4 telah terjual sekitar Rp1,3 triliun atau 33,2% dari kuota awal sebesar Rp4 triliun. Artinya, kuota pembelian ST014T4 masih tersisa Rp2,6 triliun atau masih 66,8%.

Adapun, dari data penjualan tersebut menunjukkan bahwa ST014T2 tenor 2 tahun lebih diminati oleh investor dibandingkan ST014T4 dengan tenor 4 tahun.

Head of Investment Bareksa Christian Halim memproyeksi bahwa ST014 masih akan menarik perhatian investor dengan kondisi saat ini.

"Kupon yang ditawarkan ST014 merupakan imbal hasil Sukuk Tabungan tertinggi sejak 2019 atau dalam 5 tahun, sehingga diproyeksi akan menarik perhatian investor," katanya kepada Bisnis, Jumat (14/3/2025).

Dia memproyeksikan bahwa penjualan ST014 akan melebihi Rp20 triliun, meski ditawarkan dengan kuota awal sebesar Rp15 triliun. Berkaca pada ORI027 yang berkuota Rp25 triliun, tetapi terjual hingga Rp37 triliun.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa ST014 memiliki fitur floating with floor, artinya apabila BI Rate turun, maka kupon tidak akan turun lebih rendah dari batas minimal (floor). Namun apabila BI Rate naik, maka kupon yang diterima akan ikut naik.

"Fitur ini tidak dimiliki oleh deposito, karena bunganya ditetapkan sebelum nasabah menyetor dana, sedangkan kinerja reksa dana sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar yang mempengaruhi harga aset di dalamnya, sehingga tidak ada jaminan atas pendapatan atau imbal hasilnya," ucapnya menjelaskan.

Sebelumnya, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu RI Tony Prianto menjelaskan bahwa kupon yang ditawarkan ST014 disesuaikan dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) saat ini.

"[Kupon] ST014T2 sebesar 6,50% atau BI Rate + 75 bps, dan ST014T4 sebesar 6,60% atau BI Rate + 85 bps," katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (7/3/2025).

ST014T2 akan jatuh tempo pada 10 April 2027, sedangkan ST014T4 akan jatuh tempo pada 10 April 2029.

Minimal pemesanan dari kedua seri tersebut sebesar Rp1 juta, sedangkan maksimum pemesanan ST014T2 sebesar Rp5 miliar, dan ST014T4 sebesar Rp10 miliar. 

Tanggal penetapan hasil penjualan ST014 jatuh pada 21 April 2025, dan tanggal setelmen ST014 akan jatuh pada 23 April 2025, sedangkan tanggal pembayaran imbalan pertama kali dilaksanakan pada 10 Juni 2025, dan pada tanggal 10 setiap bulannya.

ST014 bersifat tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable), tidak dapat dialihkan, dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption.

Kemudian, masyarakat yang berminat untuk berinvestasi dengan ST014T2 dan ST014T4 dapat melakukan pembelian dengan cara menghubungi 29 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online).

Adapun sebelum ST014, pemerintah menawarkan ORI027 dengan penjualannya yang berhasil mencetak rekor dengan menembus angka Rp37,35 triliun dari kuota awal yang ditetapkan sebesar Rp25 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper