Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat Indonesia Low Tuck Kwong membukukan kenaikan nilai kekayaan bersih atau net worth Rp10,40 triliun dalam sehari.
Berdasarkan data Forbes The Real-Time Billionaires List Jumat (14/3/2025), Low Tuck Kwong membukukan kenaikan nilai kekayaan bersih US$635 juta dalam sehari. Jumlah itu setara dengan Rp10,40 triliun dengan asumsi kurs Rp16.392.
Dengan kenaikan itu, Low Tuck Kwong memiliki nilai kekayaan bersih senilai US$27,7 miliar hingga Jumat (14/3/2025). Posisi itu membuatnya menempati posisi teratas daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes melewati Hartono Bersaudara hingga Prajogo Pangestu.
Adapun, Low Tuck Kwong menempati posisi ke-72 daftar orang terkaya di dunia hingga Jumat (14/3/2025).
Kenaikan nilai kekayaan bersih Low Tuck Kwong terjadi bersama dengan lonjakan saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN).
Dalam sesi Jumat (14/3/2025), harga saham BYAN menguat 0,75% ke Rp20.225. Posisi itu mencerminkan kenaikan 2,66% sepekan terakhir.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Low Tuck Kwong merupakan pendiri Bayan Resources. Selain itu, dia mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy serta memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.
Lonjakan kekayaan bersih Low Tuck Kwong terjadi dari pada 2023. Total net worth melesat dari US$3,7 miliar per akhir 2022 menjadi US$25,5 miliar.
Bayan Resources menyampaikan secara tahunan, produksi batu bara perseroan naik dari tahun 2023 sebesar 49,7 juta ton, menjadi 56,9 juta ton pada 2024. Produksi batu bara ini meningkat 14,48% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara itu, volume penjualan batu bara BYAN pada 2024 mencapai 56,2 juta ton. Penjualan batu bara ini juga meningkat dari tahun 2023 yang sebesar 47,2 juta ton. Volume penjualan batu bara BYAN naik 19% secara tahunan.
Secara geografis, penjualan batu bara BYAN paling banyak dilakukan ke Filipina, yakni sebesar 27%, kemudian di Indonesia sebanyak 23%, China sebesar 20% dari total penjualan, dan India sebesar 8% dari total penjualan.
Lalu penjualan ke Malaysia sebesar 7% dari total penjualan, Vietnam sebesar 5%, dan ke wilayah lainnya sebesar 10% dari total penjualan.
Meski meningkat, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) tahunan batu bara BYAN tercatat turun. ASP BYAN turun dari US$75,8 per ton pada 2023, menjadi US$61,3 per ton pada 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.