Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) membukukan penurunan kinerja sepanjang tahun 2024. Laba bersih BYAN turun menjadi US$922,6 juta atau setara Rp15,2 triliun sepanjang 2024 (kurs Rp16.575 per dolar AS 28 Februari 2025).
Melansir laporan keuangannya, pendapatan BYAN tercatat turun 3,77% secara tahunan menjadi US$3,44 miliar atau setara Rp57,12 triliun. Pendapatan ini turun dari tahun 2023 yang sebesar US$3,58 miliar.
Pendapatan emiten batu bara ini sebagian besar diperoleh dari penjualan batu bara ke pihak ketiga sebesar US$3,21 miliar, dan penjualan batu bara ke pihak berelasi sebesar US$213,5 juta.
Sementara itu, beban pokok pendapatan BYAN tercatat naik hingga 10,24% menjadi US$2,11 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,91 miliar.
Laba bruto BYAN tergerus hingga 19,92% pada tahun 2024 menjadi US$1,33 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,66 miliar pada tahun 2023.
Alhasil, laba bersih BYAN turun hingga 25,51% menjadi US$922,6 juta pada tahun 2024 atau setara Rp15,2 triliun. Laba bersih ini turun dari US$1,23 miliar pada 2023.
Baca Juga
Adapun sampai akhir 2024, BYAN mencatatkan kenaikan aset 2,24% menjadi US$3,52 miliar, dari sebelumnya sebesar US$3,44 miliar pada 2023.
Sementara itu, jumlah liabilitas BYAN turun 17,60% menjadi US$1,2 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,46 miliar secara tahunan.
Di sisi lain, total ekuitas BYAN naik 16,93% menjadi US$2,31 miliar, dari sebelumnya sebesar US$1,97 miliar pada 2023.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.