Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten data center Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) ambrol setelah keluar dari Papan Pemantauan Khusus mulai hari ini, Jumat (14/3/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham DCII anjlok 20% atau 45.225 poin ke level Rp180.925 per saham pada akhir perdagangan hari ini. DCII jatuh dari rekor harga tertinggi (all time high/ATH) pada Rp226.150 yang terbentuk Kamis (13/3/2025).
Meski ambrol, saham DCII masih membukukan kenaikan 329,75% year-to-date atau dari level Rp42.100 pada akhir Desember 2024.
Koreksi tajam saham DCI Indonesia terjadi setelah BEI memindahkan saham DCII dari Papan Pemantauan Khusus sejak 5 Maret 2025 kembali ke Papan Utama mulai 14 Maret 2025.
Keputusan masuknya saham DCII selama 6 hari perdagangan Bursa itu dilakukan setelah BEI melakukan dua kali penghentian perdagangan saham sementara atau suspensi pada 25 Februari dan 27 Februari 2025 dalam rangka cooling down.
Di sisi emiten, DCII mencetak pendapatan Rp1,81 triliun sepanjang tahun 2024. Torehan tersebut meningkat 38,79% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,30 triliun.
Sebagian besar pendapatan ini disumbang oleh jasa kolokasi sebesar Rp1,69 triliun pada 2024. Sementara itu, sisanya sebesar Rp112,60 miliar dikontribusi oleh pendapatan lain-lain.
Adapun, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp796,47 miliar. Laba bersih ini naik 54,89% YoY dibandingkan dengan 2023 yang senilai Rp514,23 miliar. Meningkatnya laba bersih ini turut mengerek laba per saham dasar DCII menjadi Rp334, dari sebelumnya Rp216 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.