Konsensus Analis buat AVIA Selepas Akuisisi
Sebagian besar analis menyematkan pandangan positif untuk AVIA selepas target pertumbuhan pendapatan 2025 dan penyelesaian akuisisi perusahaan perekat.
Sebanyak 11 dari 12 analis merekomendasikan beli untuk AVIA, dengan rata-rata target harga mencapai Rp623 per saham untuk 12 bulan ke depan. Target harga itu mencerminkan potensi imbal hasil sebesar 63,9%.
Rekomendasi beli teranyar disematkan oleh analis Sucor Sekuritas Jeremy Hansen N.H. Dalam risetnya, Jeremy berpendapat AVIA saat ini memiliki posisi kas bersih dan setara kas sebesar Rp5,2 triliun, termasuk di dalamnya obligasi pemerintah sebesar Rp2,95 triliun.
“Yang membuat perusahaan bisa tumbuh secara inorganik dan mempertahankan rasio dividen tinggi minimum 85%, dengan dividen yield yang menarik 6,2%,” tulis Jeremy lewat riset dikutip Jumat (14/3/2025).
Selain itu, Jeremy menggarisbawahi, ekspansi yang saat ini dikerjakan AVIA meliputi peluncuran produk anyar, perluasan 4 jaringan distribusi anyar tahun ini serta akuisisi perusahaan baru.
Baca Juga
“Kami memperkirakan laba tahun ini bisa mencapai Rp1,72 triliun (tumbuh 4% secara tahunan), dengan proyeksi CAGR 2024 sampai 2029 sebesar 6%, ditopang oleh pertumbuhan volume dan margin profit yang stabil,” tuturnya.
Sementara itu, analis dari Buana Capital Dennis Tay mengatakan akuisisi perusahaan anyar itu bakal menambah produk dan penjualan perseroan tahun ini.
“AVIA sebentar lagi akan menyelesaikan perusahaan di lini bisnis baru yang akan menambah produksi dan pertumbuhan penjualan perseroan tahun ini,” kata Dennis lewat riset dikutip, Jumat (14/3/2025).
Kendati demikian, Dennis menggarisbawahi, strategi pertumbuhan AVIA bakal berhadapan dengan daya beli masyarakat yang makin melorot sampai awal tahun ini.
Manajemen Avia, menurut Dennis, bakal berfokus untuk meningkatkan pangsa pasar dari kompetitor saat ini.
“Kalkulasi kami, pendapatan, EBITDA dan laba akan tumbuh sekitar masing-masing 2%,3% dan 2% secara tahunan,” kata Dennis.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.