Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Rebound, Didorong Ekspektasi Gencatan Senjata Ukraina dan Data Inflasi AS

Bursa saham Eropa menguat pada Rabu (12/3/2025) setelah melemah empat hari berturut-turut.
Bursa saham Euronext NV di distrik bisnis La Defense di Paris, Prancis, Selasa, 18 Juni 2024./Bloomberg-Nathan Laine
Bursa saham Euronext NV di distrik bisnis La Defense di Paris, Prancis, Selasa, 18 Juni 2024./Bloomberg-Nathan Laine

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa menguat pada Rabu (12/3/2025) setelah melemah empat hari berturut-turut, didorong oleh optimisme atas kemajuan dalam konflik Ukraina-Rusia serta laporan inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan.

Melansir Reuters, Kamis (13/3/2025), indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,8%, mengakhiri tren pelemahan terpanjangnya sejak Desember 2024.

Dukungan pasar bertambah setelah AS menyetujui kelanjutan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Kyiv, menyusul kesediaan Ukraina untuk menerima proposal gencatan senjata 30 hari dengan Rusia.

Analis senior City Index Fiona Cincotta mengatakan perkembangan ini menciptakan optimisme, karena jika gencatan senjata dan potensi kesepakatan damai terwujud.

”Biaya energi di Eropa bisa turun, memberikan dampak positif bagi perekonomian kawasan,” ungkap Cincotta.

Sebagian besar sektor dalam indeks Stoxx mencatat penguatan, dipimpin oleh saham perbankan dan industri. Zealand Pharma melonjak lebih dari 37% setelah perusahaan farmasi Swiss Roche mengakuisisi hak terapi obesitasnya dalam kesepakatan bernilai hingga US$5,3 miliar.

Saham Roche sendiri naik 3,6%, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, sementara indeks sektor kesehatan menguat 0,4%.

Namun, sektor ritel mengalami tekanan, turun 3% setelah saham induk usaha Zara Inditex melemah 7,5% menyusul laporan awal kuartal yang lebih lemah sejak 1 Februari.

Sementara itu, Puma merosot hampir 20% ke level terendah dalam lebih dari delapan tahun setelah memberikan proyeksi penjualan kuartal pertama yang mengecewakan, yang juga menekan sektor barang pribadi dan rumah tangga.

Data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi turut memberikan sentimen positif.

“Ini memberi The Fed sedikit lebih banyak fleksibilitas untuk mendukung ekonomi jika diperlukan dengan pemangkasan suku bunga. Namun, pergerakan pasar masih dibatasi oleh kekhawatiran terkait perang dagang dan resesi,” kata Cincotta.

Sebelumnya, bursa Eropa turun 1,7% akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menggandakan tarif impor baja dan aluminium Kanada—meski kebijakan ini kemudian dibatalkan. Kanada merespons dengan tarif balasan, sementara Komisi Eropa mengumumkan rencana untuk menerapkan tindakan serupa bulan depan.

Kebijakan perdagangan Trump terus menjadi sumber volatilitas bagi pasar global. Indeks S&P 500 di AS telah kehilangan kapitalisasi pasar hingga US$4 triliun dari puncaknya bulan lalu akibat ketidakpastian kebijakan tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper