Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Konsumer MAPI, ICBP & MYOR Menanti Berkah THR Cair 2025

Momentum pencairan THR bagi pegawai negeri dan swasta diproyeksikan menjadi oase bagi sejumlah emiten konsumer.
Ilustrasi tunjangan hari raya (THR). Dok Istimewa
Ilustrasi tunjangan hari raya (THR). Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Momentum pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pegawai negeri dan swasta diproyeksikan menjadi oase bagi emiten konsumer seperti MAPI, ICBP, hingga MYOR, yang sejauh ini tertekan oleh pelemahan daya beli hingga ketidakpastian ekonomi. 

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) resmi menerbitkan aturan pemberian THR 2025 menjelang Lebaran. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan tunjangan harus dibayarkan selambat-lambatnya tujuh hari sebelum Idulfitri.

“THR wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan. Pembayaran harus penuh dan tidak boleh dicicil. Saya meminta perusahaan untuk mematuhi ketentuan ini,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (11/3/2025).

Yassierli juga mengimbau agar bonus hari raya bagi pengemudi transportasi daring dan kurir juga diberikan paling lambat tujuh hari sebelum Lebaran.

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai momentum pencairan THR dapat menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), meskipun dampaknya kemungkinan cukup terbatas.

Menurutnya, pencairan THR dapat meningkatkan daya beli masyarakat dalam jangka pendek dan berpotensi mendorong konsumsi rumah tangga. Namun, efeknya kemungkinan hanya terasa pada kuartal berjalan dan tidak secara jangka panjang.

“Pencairan THR seharusnya bisa menjadi katalis positif bagi IHSG. Namun, karena sifatnya musiman, efeknya kemungkinan hanya terbatas pada kuartal ini dan bukan katalis jangka panjang,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (11/3/2025).

Ekky turut menyoroti bahwa meskipun konsumsi diperkirakan meningkat dalam waktu dekat, daya beli masyarakat saat ini cenderung masih lemah.

Pada saat bersamaan, pelemahan nilai tukar rupiah juga menjadi faktor yang dapat mengurangi dampak positif dari tambahan pendapatan THR.

Melansir Bloomberg, nilai tukar rupiah saat ini bertengger di posisi Rp16.408,5 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,25% dibandingkan perdagangan kemarin. Adapun greenback juga mencatat penurunan sebesar 0,34% ke level 103,54.

“Pencairan memang bisa meningkatkan konsumsi dalam jangka pendek, tetapi harus diperhatikan bahwa daya beli masyarakat masih lemah. Selain itu, pelemahan rupiah juga bisa mengurangi dampak positif dari kenaikan pendapatan ini,” tutur Ekky.

Kendati demikian, dia masih memandang konsumer akan menjadi salah sektor yang diuntungkan dari momentum pencairan THR. Untuk itu, Ekky merekomendasikan beli saham emiten peritel PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI). 

“Sektor konsumer akan terdampak positif oleh sentimen ini. Rekomendasi saham, peluang beli di MAPI dengan target jangka pendek ke Rp1.550–Rp1.600,” ujarnya.

TANTANGAN EMITEN KONSUMER

Di sisi lain, saham sektor konsumer masih menghadapi tekanan. Data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan indeks saham konsumer siklikal dan nonsiklikal masing-masing terkoreksi sebesar 11,60% dan 12,17% dalam 3 bulan terakhir.

Tak cuma itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan selama berturut-turut, meskipun sejatinya masih berada di zona optimistis. Pada Februari, IKK bertengger di level 126,4 atau turun dari posisi 127,2 per Januari 2025.

Analis CGS International Sekuritas Indonesia, Baruna Arkasatyo dan Joanne Ong, mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor consumer staples karena adanya sinyal yang beragam terkait dengan pemulihan konsumsi masyarakat.

“Menurut pandangan kami, pemulihan konsumsi baru akan mulai terlihat paling cepat pada Mei 2025 atau setelah musim panen dan semakin banyaknya pelaksanaan program pemerintah,” ujar keduanya dalam riset yang dirilis awal Maret 2025. 

Berdasarkan pantauan CGS International di pasar tradisional, ekonomi di tingkat akar rumput terekam masih melambat. Para pedagang mengeklaim bahwa bisnis berjalan stagnan sejak pemilihan presiden pada Februari 2024. 

Sejumlah pedagang juga menyebut bahwa kinerja penjualannya mengalami penurunan 20% hingga 60% jika dibandingkan dengan masa pandemi Covid-19. 

“Meskipun harga barang kebutuhan pokok meningkat, volume penjualan turun secara tahunan. Sementara itu, daya beli yang lemah dan persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan utama,” ungkap Baruna dan Joanne.

Di tengah kondisi ini, CGS International memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) karena diproyeksikan mendapatkan manfaat paling besar dari program pemerintah yang bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat.

Sementara itu, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) atau Cimory juga berpotensi mendapatkan keuntungan dari kebijakan pro-pertumbuhan pemerintah. Namun, CGS tetap mewaspadai potensi tekanan margin kedua emiten pada tahun ini akibat kenaikan harga bahan baku.

Baruna dan Joanne menyatakan faktor pendorong sektor ini meliputi keberhasilan pelaksanaan program makan gratis, insentif konsumsi tambahan dari pemerintah, serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Sebaliknya, risiko penurunan bagi sektor ini mencakup meningkatnya angka PHK secara berkelanjutan dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” tutur mereka.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper