Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.312 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (5/3/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan terapresiasi 0,81% atau 132,5 poin ke posisi Rp16.312 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,58% ke posisi 105,070.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,13%, baht Thailand menguat 0,15%, peso Filipina menguat 0,80%, yuan China menguat sebesar 0,11%, dan dolar Singapura menguat 0,25%.
Sementara itu, mata uang lainnya yakni won Korea menguat 0,65%, rupee India menguat 0,26%, dolar Taiwan menguat sebesar 0,35%, dan ringgit Malaysia menguat 0,79%. Lalu, dolar Hong Kong stagnan.
Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini, Rabu (5/3/2025) mata uang rupiah ditutup menguat 132 poin ke level Rp16.312 setelah sebelumnya juga menguat 140 poin ke level Rp16.445 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan bahwa tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump terhadap China, Kanada, dan Meksiko mulai berlaku pada pekan ini, dengan Trump menyoroti rencana untuk tindakan tarif yang lebih ketat selama pidatonya di Kongres. Tarif Trump akan berdampak pada ekonomi terbesar di kawasan tersebut.
Dia mengatakan bahwa rencana Donald Trump untuk tarif timbal balik juga akan berdampak pada ekonomi yang berorientasi ekspor utama di Asia, terutama Korea Selatan, Australia, Taiwan, dan Singapura.
Namun, menurutnya pasar sedikit lega setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa Trump mungkin terbuka untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Kanada dan Meksiko.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa pemerintah China mengumumkan serangkaian tindakan balasan yang menargetkan impor pertanian AS dan sektor lainnya, setelah tarif 20% Trump terhadap China mulai berlaku.
Selain itu, Ibrahim menjelaskan bahwa fokus juga tertuju pada lebih banyak langkah stimulus dari China saat Kongres Rakyat Nasional dimulai. Pemerintah diharapkan menguraikan lebih banyak stimulus untuk mendukung ekonomi China, terutama dalam menghadapi hambatan terkait perdagangan.
China menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5% untuk 2025, mempertahankan target tersebut untuk tahun ketiga berturut-turut. Beijing juga menguraikan peningkatan belanja fiskal dan menjanjikan langkah-langkah yang ditargetkan untuk meningkatkan konsumsi swasta dalam beberapa bulan mendatang.
Untuk perdagangan besok, Kamis (6/3/2025), dia memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp16.230-Rp16.320 per dolar AS.