Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Indika Energy Tbk. (INDY) Arsjad Rasjid mengatakan perseroannya tengah mengkaji kemungkinan opsi buyback saham perseroan.
Arsjad menuturkan perseroannya masih melihat perkembangan harga saham INDY di lantai bursa.
“Ini kita nunggu dulu bagaimana situasinya, tapi kalau misalnya ini [buyback] kenapa tidak? Kan kita percaya bahwa value is actually higher,” kata Arsjad di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/3/2025).
Di sisi lain, Arsjad menilai positif, keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI yang belakangan meniadakan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam keputusan buyback.
Menurut dia, keputusan itu bakal mempermudah ruang gerak perseroan untuk menjaga harga saham selaras dengan pertumbuhan fundamental mendatang.
“Kalau buyback yang harus menunggu proses RUPS, sudah ketinggalan kereta,” kata Arsjad.
Baca Juga
Seperti diketahui, harga saham INDY sejak awal tahun ini telah terkoreksi 8,7% ke level Rp1.365 per saham. Secara tahunan, harga saham INDY susut 1,09%.
Adapun, IHSG sempat ditutup anjlok 3,31% menjadi menjadi 6.270 pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/2/2025). Level IHSG tersebut merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir, sejak 2021.
IHSG sudah jeblok 11,43% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Dana asing pun lari dari pasar saham Indonesia dengan catatan nilai jual bersih atau net sell sebesar Rp2,91 triliun pada perdagangan akhir pekan lalu.
Alhasil, sepanjang tahun berjalan atau dalam dua bulan awal 2025 net sell asing mencapai Rp21,89 triliun di pasar saham Indonesia.
Belakangan, IHSG berhasil rebound setelah lama terkoreksi. IHSG menguat 3,97% ke level 6.519,65 pada penutupan perdagangan Senin (3/3/2025).
Tercatat, 454 saham menguat, 162 saham melemah, dan 180 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp11.322 triliun.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk menunda penerapan transaksi short selling dan intraday short selling selepas mendapat masukan dari pelaku pasar modal.
Selain itu, OJK bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal mengkaji opsi pembelian kembali saham (buyback) saham tanpa lewat persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
“Dari sisi regulator kami menangkap konsen stakeholder pasar modal pada tekanan IHSG belakangan ini,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat konferensi pers di BEI, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Inarno berharap keputusan itu dapat menjaga stabilitas dan meningkatkan likuiditas transaksi di pasar efek saat ini.
“Kami juga ingin menyampaikan pesan kami hadir mengamati dan berperan aktif dalam menjaga pasar modal,” katanya.