Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Euro Menguat usai Partai Konservatif Menang Pemilu Jerman

Euro sempat menembus US$1,05 di awal perdagangan pasar Asia, sebelum kembali diperdagangkan di level US$1,0481, naik 0,2% dari penutupan Jumat lalu.
Ilustrasi uang kertas Euro/Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi uang kertas Euro/Reuters-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA – Euro dibuka menguat di perdagangan Asia pada Senin (24/2/2025) setelah kemenangan partai konservatif Jerman dalam pemilu. Investor kini menanti hasil akhir untuk menilai peluang reformasi fiskal yang dinilai krusial bagi perekonomian.

Melansir Reuters, mata uang euro sempat menembus US$1,05 sebelum kembali diperdagangkan di level US$1,0481, naik 0,2% dari penutupan Jumat lalu.

Partai konservatif CDU/CSU meraih 28,7% suara, sementara partai sayap kanan AfD berada di posisi kedua dengan 19,8%, menurut proyeksi penyiar publik ZDF.

Perhatian pasar kini tertuju pada kecepatan CDU membentuk koalisi pemerintahan yang dapat membawa perubahan bagi ekonomi Jerman yang tengah melemah.

Kepala riset makroekonomi Pictet Wealth Management Frederik Ducrozet mengatakan koalisi yang paling disukai pasar masih memungkinkan, seperti koalisi besar CDU, SPD, dan Partai Hijau.

Hasil yang diperoleh AfD, yang menentang reformasi fiskal, lebih rendah dari perkiraan, memberikan sinyal positif bagi stabilitas kebijakan ekonomi ke depan.

Fokus utama pasar adalah kemungkinan reformasi aturan "penghambat utang" Jerman, yang selama ini membatasi defisit anggaran struktural hanya 0,35% dari PDB.

Ekonomi terbesar di Eropa itu mengalami kontraksi untuk tahun kedua berturut-turut pada 2024, dengan banyak pihak menyalahkan aturan ketat ini atas kurangnya investasi publik selama bertahun-tahun.

Sejauh ini, investor melihat ruang reformasi masih terbatas. Namun, ekspektasi belanja negara meningkat seiring dengan urgensi peningkatan anggaran pertahanan di Eropa.

Hasil pemilu ini juga akan menentukan bagaimana Eropa menggalang ratusan miliar euro untuk memperkuat sektor pertahanannya.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman bertenor panjang berada di dekat level tertinggi sejak 2022. Reformasi penghambat utang diperkirakan akan mendukung pasar saham Eropa dan mata uang euro, yang sebelumnya sempat melemah hingga US$1,01 akibat risiko tarif dari AS.

Indeks STOXX 600 Eropa mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir, meskipun masih diperdagangkan dengan diskon signifikan dibandingkan dengan pasar saham AS.

Sentimen positif juga dapat mendorong indeks saham menengah Jerman yang berfokus pada pasar domestik untuk mengungguli indeks DAX, yang lebih berorientasi ekspor dan relatif kebal terhadap tekanan domestik.

Selain AfD, nasib Partai Demokrat Bebas (FDP) juga belum pasti. Partai yang menentang reformasi anggaran ini berada di ambang batas 5% untuk masuk parlemen, menurut hasil exit poll.

"Apakah partai-partai besar memiliki cukup suara untuk mengubah aturan penghambat utang masih menjadi pertanyaan besar yang belum bisa dijawab," kata kepala strategi pasar Nordea Jan von Gerich.

Komposisi parlemen yang baru juga akan menentukan apakah CDU dan SPD dapat membentuk pemerintahan dua partai atau harus melibatkan mitra ketiga, seperti Partai Hijau atau FDP.

Jika demikian, negosiasi koalisi bisa berlangsung lebih lama, menambah ketidakpastian di pasar keuangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper