Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat telah ada 19 perusahaan berskala besar masuk ke dalam pipeline penawaran perdana di pasar saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini.
Berdasarkan data BEI, sampai dengan 14 Februari 2025, telah tercatat delapan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan dana dihimpun Rp3,7 triliun.
Salah satu saham yang baru IPO pada awal 2025 adalah saham emiten migas milik konglomerat Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU). Emiten ini telah melantai di Bursa pada 8 Januari 2025. RATU mematok harga IPO senilai Rp1.150 per lembar dengan jumlah saham yang ditawarkan saat IPO sebanyak 543,01 juta saham.
Selain itu, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) telah melantai di Bursa pada 13 Januari 2025. Total saham yang ditawarkan CBDK mencapai 566,89 juta saham dengan harga penawaran senilai Rp4.060 per saham.
Adapun, BEI mencatat ke depan masih terdapat deretan perusahaan lainnya yang bersiap untuk IPO. "Hingga saat ini, terdapat 20 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," tulis Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangannya pada Jumat (14/2/2025).
Sementara, dari 20 perusahaan dalam pipeline IPO itu, hampir seluruhnya atau 19 perusahaan di antaranya merupakan perusahaan aset skala besar. Sebanyak 19 perusahaan dalam pipeline IPO itu memiliki aset di atas Rp250 miliar.
Baca Juga
Kemudian, hanya 1 perusahaan berskala menengah atau memiliki aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar yang masuk dalam pipeline IPO. Tidak terdapat perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar di dalam pipeline IPO BEI.
Paling banyak dari perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari sektor consumer non-cyclicals sebanyak 6 perusahaan. Lalu, ada 4 perusahaan dari sektor industrial masuk ke dalam pipeline IPO.
Sebanyak 3 perusahaan di sektor healthcare, 3 perusahaan sektor energi, serta 2 perusahaan di sektor basic materials juga masuk ke dalam pipeline IPO.
Di sisi lain, BEI juga mencatat sebanyak 13 emisi dari 11 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) telah diterbitkan. Dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini adalah sebesar Rp15,3 triliun.
Ke depan, masih terdapat 15 emisi dari 12 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline Bursa.
Sementara itu, untuk rights issue sampai 14 Februari 2025, sebanyak 2 perusahaan tercatat telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp470 miliar. Adapun sebanyak 7 perusahaan tercatat masuk ke dalam pipeline rights issue BEI.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.