Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Alat Berat, Grup Bakrie (DEWA) Bakal Kurangi Subkontraktor

PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) mendapat persetujuan pelunasan utang sekitar Rp1,41 triliun dari 3 kreditur lewat konversi utang menjadi saham pada RUPSLB.
Aktivitas penambangan oleh kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)/istimewa
Aktivitas penambangan oleh kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Kontraktor Tambang Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) bakal mengurangi pengerjaan proyek yang diserahkan kepada subkontraktor tambang lainnya. 

Keputusan itu diambil setelah DEWA mendapat persetujuan pelunasan utang sekitar Rp1,41 triliun dari tiga kreditur lewat konversi utang menjadi saham pada RUPSLB di Jakarta, Kamis (13/2/2025). 

Direktur Darma Henwa Sorimuda Pulungan mengatakan perseroannya saat ini tengah intens untuk membeli alat berat baru untuk meningkatkan kinerja pendapatan mendatang. 

Dengan pembelian alat baru ini, kata Sorimuda, pekerjaan yang selama ini diserahkan kepada perusahaan kontraktor tambang lainnya bisa dikurangi. 

“Pekerjaan kami di BUMI [Bumi Resources] yang dulu sebagian kami subkontrakkan ke mining services company yang lain sekarang ingin kami kerjakan lebih banyak porsinya,” kata Sorimuda kepada Bisnis, dikutip Jumat (14/2/2025). 

Sorimuda mengatakan sebagian besar belanja modal atau capital expenditure (capex) DEWA tahun ini bakal dialihkan untuk pembelian alat berat baru dan perawatannya. 

Terkait dengan sumber capex, DEWA telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit sindikasi pada 31 Juli 2024 lalu dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Papua, PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah. 

Total pinjaman sindikasi lima bank itu mencapai Rp2,6 triliun. Sorimuda mengatakan pinjaman itu baru mulai diserap tahun ini sebagai capital expenditure perseroan. 

“Investasi capex kita untuk pembelian alat baru sehingga akhirnya proporsi yang dikerjakan oleh subkontraktor itu makin hari makin sedikit, kami kerjakan sendiri jadinya,” katanya. 

Seperti diketahui, saat ini DEWA memiliki empat proyek operasi di antaranya Bengalon Project milik PT Kaltim Prima Coal, Asam Asam Project dan Kintap Project keduanya milik PT Arutmin Indonesia dan Lubuk Tutung Port. 

Sementara itu, DEWA tengah mengembangkan Gayo Project, aset tambang emas di Aceh yang dimiliki PT Gayo Mineral Resources. 

Sebelumnya, DEWA menerbitkan secara kumulatif 18,8 miliar saham baru atau private placement di harga pelaksanaan Rp75 per saham untuk mengkonversi utang Rp1,41 triliun kepada tiga kreditur. 

Ketiga kreditur itu ialah PT Madhani Talatah Nusantara (MTN) dengan hak tagih senilai Rp756,99 miliar, PT Andhesti Tungkas Pratama (ATP) sebesar Rp358,92 miliar, dan utang kepada PT Antareja Mahada Makmur sebesar Rp296,6 miliar.

Setelah private placement, MTN bakal memegang 24,8% saham DEWA dengan kepemilikan sekitar 10,09 miliar saham. Selanjutnya, ATP bakal memegang 11,8% atau sekitar 4,78 miliar saham dan AMM menghimpit 9,7% atau sekitar 3,95 miliar saham DEWA. 

Sementara itu, Goldwace Capital Limited memegang kepemilikan 9,4%, Zurich Asset International memegang 6,2% dan masyarakat mencapai 38,2%. 

Di sisi lain, Tim Riset Stockbit menilai konversi utang senilai Rp1,4 triliun itu bakal menurunkan liability-to-equity-ratio DEWA dari 1,32 kali menjadi 0,62 kali.

“Meski kami menilai konversi utang ini bukan yang paling ideal untuk memperkuat struktur permodalan DEWA, aksi korporasi ini dapat berdampak positif dalam jangka panjang jika pemegang saham baru dapat memberikan nilai tambah bagi perseroan,” tulis Tim Riset Stockbit.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper