Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kembali mengalami tekanan. Kondisi ini tecermin dari perolehan laba yang menurun hampir 30% secara tahunan menjadi Rp3,36 triliun sepanjang 2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis (13/2/2025), Unilever Indonesia mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 8,99% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp35,14 triliun dari posisi Rp38,61 triliun pada tahun sebelumnya.
Melemahnya penjualan UNVR disebabkan oleh segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang terkoreksi sebesar 10,83% YoY menjadi Rp22,42 triliun. Adapun, segmen makanan dan minuman berkontribusi sebesar Rp12,71 triliun, turun 5,56% YoY.
Sejalan dengan penurunan penjualan, harga penjualan pokok perusahaan juga turun sebesar 5,18% secara tahunan menjadi Rp18,41 triliun. Hal tersebut membuat UNVR meraih laba kotor senilai Rp16,71 triliun sepanjang 2024, atau terkoreksi 12,89% YoY.
Sementara itu, laba usaha UNVR sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp4,41 triliun. Jumlah ini menurun hingga 29,69% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp6,27 triliun.
Setelah diakumulasikan, laba Unilever anjlok 29,83% menjadi Rp3,36 triliun dari Rp4,8 triliun pada 2023. Penurunan ini juga tercermin dalam EBITDA yang menyusut 26,83% menjadi Rp5,29 triliun dibandingkan Rp7,23 triliun pada periode sebelumnya.
Dari sisi fundamental, total aset UNVR per 31 Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 3,71% menjadi Rp16,04 triliun. Liabilitas perusahaan justru mengalami kenaikan sebesar 4,62% menjadi Rp13,89 triliun, sedangkan ekuitas merosot 36,44% menjadi Rp2,14 triliun.
Kas dan setara kas Unilever Indonesia juga mengalami penurunan signifikan sebesar 34,24% secara tahunan menjadi Rp671,18 miliar, dari posisi Rp1,02 triliun pada 2023.
Pada perdagangan kemarin, saham UNVR terpantau melemah di tengah IHSG. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham UNVR ditutup melemah 3,51% ke level Rp1.375. Banderol ini turut mencerminkan penurunan sebesar 27,06% year to date (YtD).
Penurunan saham UNVR terjadi seiring dengan rebalancing indeks MSCI Global Standard untuk periode Februari 2025. MSCI diketahui telah mengumumkan evaluasi indeks dengan periode efektif pada 3 Maret 2025 sampai dengan 2 Juni 2025.
Berdasarkan laporan resmi MSCI, total terdapat tiga saham yang terdepak dari indeks MSCI Global Standard. Mereka adalah UNVR, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).