Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 2024, Rugi Smartfren (FREN) Membengkak

Berdasarkan laporan keuangan per 2024, rugi bersih yang dicatat Smartfren membengkak hingga Rp1,29 triliun dari rugi bersih pada 2023 senilai Rp108,92 miliar.
Karyawan melayani pelanggan di gerai PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) di Jakarta, Senin (18/12/2023)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani pelanggan di gerai PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) di Jakarta, Senin (18/12/2023)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) membukukan kinerja bottom line atau rugi bersih yang membengkak di sepanjang 2024.

Berdasarkan laporan keuangan 2024, emiten berkode saham FREN itu mencatat pendapatan senilai Rp11,41 triliun atau turun 2,02% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya senilai Rp11,65 triliun.

Secara terperinci, pendapatan dari jasa telekomunikasi data berkurang 2,77% yoy menjadi Rp9,90 triliun pada 2024 dari sebelumnya rp10,18 triliun. Sedangkan pendapatan nondata melesat 47,25% yoy menjadi Rp429,85 miliar dari sebelumnya Rp291,91 miliar.

Namun, pendapatan jasa interkoneksi anjlok 34,68% yoy menjadi Rp259,80 miliar dari sebelumnya Rp397,78 miliar. Sedangkan pendapatan lain-lain naik tipis 5,94% yoy menjadi Rp825,34 miliar.

Selanjutnya, beban usaha FREN juga meningkat 5,56% yoy menjadi Rp11,72 triliun dari sebelumnya Rp11,11 triliun. Keuntungan dari utang obligasi terpantau turun 84,52% yoy menjadi Rp116,09 miliar dari sebelumnya Rp750,29 milair.

Sedangkan keuntungan dari investasi dalam saham berhasil ditingkatkan menjadi Rp88,42 miliar dari sebelumnya rugi Rp467,83 miliar. Beban bunga dan keuangan lainnya terpantau makin besar hingga Rp1,31 triliun dari sebelumnya Rp1,27 triliun.

Alhasil, rugi bersih yang dicatat perseroan membengkak hingga Rp1,29 triliun dari rugi bersih pada 2023 senilai Rp108,92 miliar.

Emiten Grup Sinarmas ini mencatat jumlah aset yang berkurang 4,13% yoy menjadi Rp43,18 triliun per 2024. Perinciannya, liabilitas ditekan 25,99% yoy menjadi Rp21,73 triliun dan ekuitas berkurang sedikit 4,13% yoy menjadi Rp43,18 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper