Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Ambrol ke 6.648,14, Saham BREN, BMRI, TLKM Anjlok

IHSG ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025).
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/12/2024)./ JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/12/2024)./ JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). Saham BREN, BMRI, hingga TLKM ditutup anjlok sore ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 194 saham menguat, 407 saham melemah, dan 193 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.585,98-6.742,61. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp11.482,67 triliun.

Saham milik Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjadi saham dengan nilai transaksi tertinggi pada perdagangan hari ini, yaitu Rp967,3 miliar. Saham BREN ditutup anjlok 5,34% ke level Rp6.650 per saham.

Selanjutnya yaitu saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai transaksi Rp852,6 miliar. Saham BMRI ditutup pada level Rp5.000 per saham, setelah melemah 2,91% sepanjang perdagangan hari ini.

Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga tercatat melemah hari ini hingga 5,79% ke level Rp2.440 per saham yang merupakan level terendah selama lima tahun terakhir. Saham TLKM ditransaksikan dengan nilai Rp379,2 miliar.

Saham-saham lain yang juga melemah adalah saham GOTO turun 1,2% ke level Rp82, saham CUAN ambrol 19,87% ke level Rp9.075, dan saham BBCA melemah 2,14% ke level Rp9.150 per saham.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan sentien datang dari Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif menyeluruh sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium, yang berlaku mulai hari ini. Trump juga mengungkapkan bahwa tarif tambahan akan diumumkan pada hari Selasa atau Rabu. 

Peringatan tarif terbaru ini menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi, yang dapat membatasi potensi penurunan suku bunga. Hal ini memberikan kecemasan terhadap pasar, karena menjadi awal yang signifikan akan terjadinya eskalasi perang dagang global.

Dari dalam negeri, tekanan eksternal berimbas melemahnya indeks IHSG. Kebijakan tarif oleh pemerintah AS di prediksi masih akan berlanjut, sehingga hal ini akan memberikan dampak pada negara emerging market, salah satunya ekonomi Indonesia.

Pasalnya, negara-negara emerging market akan tersandera dengan tingkat suku tinggi dan lebih membutuhkan banyak  pemangkasan suku bunga acuannya.

Alhasil pasar menantikan langkah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) selanjutnya di saat kondisi potensi perang dagang tersebut. 

Dampak dari perang dagang tersebut berpotensi membuat inflasi naik, sehingga menyulitkan The Fed menurunkan suku bunga acuannya.

Hal tersebut akan berdampak pada suku bunga emerging market, sehingga ini berpotensi membuat nilai dolar AS semakin menguat dan terjadi capital foreign outflow.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper