Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar bursa Asia ditutup melemah pada Senin (10/2/2025) seiring dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengenakan tarif pada semua impor baja dan aluminium yang meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap eskalasi perang dagang.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang ditutup melemah 0,15% ke level 2.733,01, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,03% ke level 2.521,27. Selanjutnya, indeks S&P ASX 200 Australia terkoreksi 0,34% ke level 8.482,78.
Kemudian, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI terkoreksi 0,10% pada level 1.589,27, sedangkan indeks Nifty50 India melemah 0,91% pada level 23.344,85. Sebaliknya, indeks komposit Shanghai China terpantau naik 0,56% ke level 3.322,17. Kemudian, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 1,84% ke level 21.521,98.
Sementara itu, kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya termasuk dolar Kanada dan yen di tengah spekulasi kenaikan tarif dapat meningkatkan inflasi dan membatasi kemampuan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Yield US Treasury 10-tahun terpantau stabil.
Niat Trump untuk mengumumkan tarif pajak sebesar 25% pada baja dan aluminium menambah sentimen yang sudah tegang sebelum kesaksian setengah tahunan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan kongres minggu ini.
Trump kemungkinan akan mengumumkan 'reciprocal tariff for everyone' minggu ini. Trump mengatakan tarif logam akan berlaku untuk impor dari semua negara, meski dia tidak memerinci kapan tarif tersebut akan berlaku.
Mohit Kumar dari Jefferies International memaparkan, aset-aset berisiko semakin tidak peka terhadap pengumuman tarif Trump.
“Pandangan kami mengenai tarif tetap bahwa tarif akan menyebabkan volatilitas, merupakan alat negosiasi dan pada akhirnya tidak akan seburuk yang dikhawatirkan. Namun, kami melihat ruang untuk volatilitas lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang dan Eropa kemungkinan akan menjadi target berikutnya," jelasnya.
Secara terpisah, Trump mengatakan tim efisiensi pemerintah Elon Musk menemukan kejanggalan saat memeriksa data di Departemen Keuangan AS.
Powell akan menyampaikan kesaksian tengah tahunannya pada saat para pejabat memberi isyarat bahwa mereka tidak terburu-buru untuk melakukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut. Nonfarm payrolls (penggajian non-pertanian) melambat pada bulan lalu dan revisi menunjukkan kenaikan lapangan kerja AS lebih lemah namun masih solid pada tahun 2024.
Data inflasi yang dirilis minggu ini dapat membantu mendukung argumen tersebut dan mendukung perkiraan pasar untuk hanya satu kali penurunan suku bunga Fed tahun ini.