Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 2,20% ke 6.724, Saham BMRI, BREN hingga PTRO Berguguran

IHSG anjlok seiring dengan kejatuhan saham bank jumbo BBNI, BMRI hingga emiten Prajogo Pangestu BREN, CUAN dan PTRO.
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok seiring dengan kejatuhan saham bank jumbo BBNI, BMRI hingga emiten Prajogo Pangestu BREN, CUAN dan PTRO.

IHSG turun 2,20% atau 151,11 poin menjadi 6.724,42 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini Jumat (7/2/2025. Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.656-6.875. 

Tercatat 179 saham naik, 424 saham melemah, dan 176 saham yang stagnan. Total transaksi tercatat sebesar Rp7,22 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp11.626 triliun.

IHSG tertekan saham bank jumbo seperti BBNI turun 0,47%, BMRI 0,47% hingga saham-saham terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu di antaranya BREN yang anjlok 19,94%, CUAN ambles 19,96% dan PTRO terkoreksi 21,47%.

Saham-saham sektor pertambangan juga melesu seperti ADRO turun 0,43%, ANTM 1,43%, UNTR 0,41%, BUMI 1,77%, TINS 0,51%.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (6/2/2025), IHSG juga berkinerja jeblok. IHSG terkoreksi 2,12% atau 148,69 poin ke level 6.875,54 poin. 

Alhasil, IHSG pun melorot 4,02% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Seiring dengan pelemahan IHSG, dana asing pun lari dari pasar saham dengan catatan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp2,33 triliun. 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai IHSG justru melemah signifikan ketika sentimen perang dagang cenderung membaik. IHSG tembus support critical level 6.950. Secara teknikal, pelemahan tersebut merupakan validasi awal dari rectangle sebagai indikasi bearish continuation.

Adapun, dari sentimen global lainnya, Presiden AS, Donald Trump dikabarkan memerintahkan US Treasury Secretary, Scott Bessent untuk menurukan 10-Year Bond Yield di AS tanpa perlu pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Hal ini memicu kekhawatiran terjadinya pengetatan likuiditas di AS.

Bagi Indonesia, disamping pengetatan likuiditas, kondisi ini berpotensi memicu rotasi ke obligasi jangka panjang, khususnya obligasi Pemerintah Indonesia karena berpotensi menawarkan return yang lebih menarik ketika dibandingkan dengan US Treasury Bonds.

Kondisi tersebut juga akan berdampak negatif pada pasar saham di Indonesia. IHSG dikhawatirkan masih akan bergerak di bawah level psikologis 7.000 pada akhir pekan ini (7/2/2025). Pelemahan mungkin akan mulai terbatas, mengingat terbentuk long lower-shadow dan indikasi oversold pada Stochastic RSI.

IHSG hari ini diproyeksikan akan menguji resistance di level 7.000, pivot 6.900, serta support di level 6.800.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper