Bisnis.com, JAKARTA — Sucor Asset Management (Sucor AM) menargetkan total Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan sebesar Rp30 triliun pada 2025.
Presiden Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan bahwa total AUM Sucor Asset Management mencapai Rp24,5 triliun per 31 Januari 2025.
Dia mengungkap, sejak 1 November 2024 hingga 31 Januari 2025, AUM Sucor Asset Management telah tumbuh sebesar 12,99% dari Rp21,178 triliun.
"Untuk mengejar target AUM tahun ini, Sucor AM akan fokus pada tiga strategi utama," katanya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2025).
Strategi pertama, dia menjelaskan akan memperluas jaringan distribusi dengan menambah Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), baik dari bank maupun non-bank, serta meningkatkan ketersediaan produk di APERD existing guna meningkatkan aksesibilitas produk investasi bagi nasabah.
Kedua, memperkuat brand positioning dengan strategi komunikasi yang lebih efektif untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand.
Baca Juga
Ketiga, meningkatkan literasi keuangan masyarakat dengan mengedukasi calon investor melalui berbagai program edukasi dan kampanye digital, sehingga mendorong minat investasi yang lebih luas.
Selain itu, dia meyakini bahwa pesatnya kenaikan jumlah investor Indonesia, perkembangan tekonologi, serta peningkatan literasi keuangan khususnya bagi generasi muda, akan menjadi katalis dan membuka peluang yang cukup tinggi pada produk-produk investasi khususnya produk-produk reksa dana.
"Ditambah dengan potensi pemotongan suku bunga acuan dari global maupun dalam negeri yang dapat menopang pasar saham maupun pasar obligasi Indonesia pada tahun ini," ujarnya.
Lalu, dia mengatakan bahwa Sucor Asset Management akan fokus untuk bekerja sama dengan nasabah untuk menavigasi, dan meningkatkan literasi finansial melalui investasi.
Sucor AM optimistis pada tahun ini dapat mencapai target AUM dengan cara memperbanyak saluran distribusi produksi, serta pembuatan produk-produk baru agar bisa memenuhi berbagai tujuan finansial sekaligus memperluas jangkauan nasabah.
"Pada 2024, kami sudah mendapatkan 5 APERD baru dari bank distribution dan sekuritas, dan memperluas saluran distribusi produk Sucor Asset Management menjadi total 28 APERD. Perluasan distribusi juga terus dilakukan dengan menambahkan cakupan produk-produk pada APERD kami," tambahnya.
Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa tantangan dalam industri reksa dana yang berpotensi menghambat salah satunya adalah faktor makro ekonomi, seperti nilai tukar rupiah yang bergerak cukup volatil dipicu oleh volatilitas indeks dolar AS.
Selain itu, menurutnya ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai kebijakan Presiden AS Donald Trump dan kebijkannya turut menyumbang gejolak pasar global dengan kebijakan "America First", khususnya eskalasi perang dagang yang berpotensi mempengaruhi timeline pemangkasan suku bunga pada 2025 dengan pertimbangan inflasi dan kondisi lapangan pekerjaan lebih lanjut.