Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Perkasa ke Level Rp16.292, Dolar AS Loyo

Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.292 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (5/2/2025). Sementara itu indeks dolar AS terpantau melemah ke 107,535.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.292 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (5/2/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,36% atau 58,5 poin ke posisi Rp16.292 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,27% ke posisi 107,535.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,71%, baht Thailand menguat 0,12%, ringgit Malaysia menguat 0,56%, dolar Taiwan menguat sebesar 0,42%, dolar Singapura menguat sebesar 0,24%, peso Filipina menguat 0,49%, dan won Korea menguat 0,39%.

Sementara itu, mata uang lainnya melemah di antaranya, yuan China melemah 0,37%, rupee India melemah 0,39%, dan dolar Hong Kong melemah 0,02%.

Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini (5/2/2025) mata uang rupiah ditutup menguat 58 poin ke level Rp16.292, setelah sebelumnya sempat menguat 70 poin ke level Rp16.351.

Dia memprediksi bahwa untuk perdagangan besok (6/2/2025) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.250-Rp16.310.

Ibrahim mengatakan bahwa kekhawatiran tentang perang dagang global yang berlarut-larut sedikit mereda menyusul kesepakatan menit-menit terakhir Donald Trump dengan Kanada dan Meksiko.

Dia mengatakan bahwa Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum sepakat untuk meningkatkan upaya penegakan hukum perbatasan sebagai tanggapan atas permintaan Presiden AS untuk menindak tegas imigrasi dan penyelundupan narkoba, yang mengarah pada penangguhan tarif 25% selama 30 hari.

Pasar China bereaksi terhadap ketegangan perdagangan AS, pasar China melanjutkan perdagangan setelah liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan, saat Trump mengenakan tarif 10% atas impor China.

China telah mengumumkan tarif balasan atas barang-barang AS, termasuk pungutan 15% atas batu bara dan gas alam cair, dan tarif 10% atas minyak mentah, peralatan pertanian, dan kendaraan tertentu. Tarif tersebut akan mulai berlaku pada 10 Februari 2025.

Adapun Ibrahim mengatakan, meskipun ada harapan akan adanya diskusi tingkat tinggi untuk meredakan situasi, Presiden Trump telah menyatakan bahwa dia tidak terburu-buru untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping.

Menurutnya, sikap ini menunjukkan bahwa resolusi atas konflik perdagangan yang meningkat mungkin tidak akan segera terjadi, sehingga membuat pasar dan bisnis tidak yakin tentang masa depan hubungan ekonomi AS-China.

Selain itu, dari dalam negeri, dia mengatakan bahwa perekonomian Indonesia sepanjang 2024 tercatat tumbuh sebesar 5,03% secara year on year (yoy). Sedangkan pada kuartal IV/2024 ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02%.

Adapun pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 utamanya ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Angka ini mencerminkan laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan ekspektasi sebelumnya.

Selain konsumsi rumah tangga, dia mengungkap bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 juga disumbang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,43%, dan konsumsi pemerintah sebesar 0,48%. Seluruh lapangan usaha  sepanjang 2024 tercatat tumbuh positif pada 2024.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper