Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trump ke Kanada & Meksiko Ditunda, Harga Minyak Global Mendingin

Harga minyak dunia melemah pada Selasa (4/2) setelah Presiden AS Donald Trump setuju untuk menunda penerapan tarif besar terhadap Meksiko dan Kanada.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia melemah pada Selasa (4/2/2025) setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump setuju untuk menunda penerapan tarif besar terhadap Meksiko dan Kanada, dua pemasok minyak asing terbesar ke Amerika, selama sebulan.

Mengutip Reuters, harga minyak jenis Brent turun 41 sen, atau 0,5%, menjadi US$75,55 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 75 sen, atau 1%, diperdagangkan pada US$72,41 per barel.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan mereka sepakat untuk meningkatkan upaya penegakan hukum perbatasan sebagai tanggapan atas permintaan Trump untuk menindak imigrasi dan penyelundupan narkoba.

Hal ini akan menghentikan tarif 25% selama 30 hari, dengan tarif 10% untuk impor energi dari Kanada, yang akan mulai berlaku pada hari Selasa.

Meskipun ada kesepakatan untuk menghentikan tarif, analis ING mengatakan Kanada akan tetap rentan terhadap perang dagang kecuali Kanada memperluas pilihan ekspornya ke luar AS dengan lebih banyak jaringan pipa dari ladang minyak hingga pelabuhan.

“Dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk membangun infrastruktur ini, namun hal ini akan memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada produsen Kanada dan potensi lebih banyak tujuan minyak Kanada,” kata ING.

Trump berencana untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping secepatnya pada minggu ini, kata Gedung Putih, karena bea masuk 10% atas semua barang China akan mulai berlaku pada Selasa malam.

Tiga pejabat Federal Reserve memperingatkan, rencana tarif perdagangan pemerintahan Trump mempunyai risiko inflasi. Salah satu pejabat Fed berpendapat bahwa ketidakpastian mengenai prospek harga memerlukan penurunan suku bunga yang lebih lambat dibandingkan sebaliknya.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya memacu pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya  (OPEC+),membahas seruan Trump untuk meningkatkan produksi tetapi setuju untuk tetap pada kebijakannya untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap mulai bulan April.

Di sisi permintaan, investor akan menantikan data mingguan stok minyak AS untuk minggu ini hingga 31 Januari. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah meningkat, sementara persediaan bensin dan sulingan kemungkinan turun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper