Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup terkoreksi pada Senin (3/2/2025) setelah kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menimbulkan gelombang kekacauan baru di pasar global.
Mengutip Bloomberg, indeks Topix Jepang ditutup anjlok 2,45% ke level 2.720,39 sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 2,52% ke level 2.453,95. Selanjutnya, indeks Straits Times STI Singapura juga ditutup di zona merah setelah terkoreksi 0,59% ke level 3.832,88.
Kemudian, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 1,79% pada 8.379,36, sedangkan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turun 0,43% ke level 1.550,25. Selanjutnya, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,19% ke level 20.187,83.
Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific turun 2,6%, atau pelemahan terbesar dalam hampir enam bulan akibat tindakan balasan yang diambil terhadap beberapa mitra dagang terbesar AS. Kekhawatiran tindakan tersebut akan memicu tekanan harga juga mendorong kenaikan imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun.
Aksi jual terjadi di seluruh kelas aset pada Senin, dengan euro bergerak mendekati keseimbangan dengan greenback setelah Trump mengatakan tarif barang-barang Uni Eropa pasti akan terjadi.
Meningkatnya ketegangan dengan cepat merupakan tindakan proteksionisme paling luas yang dilakukan oleh seorang presiden AS dalam hampir satu abad, mengingat dampaknya terhadap segala hal mulai dari inflasi hingga geopolitik dan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Trump mengatakan dia merencanakan pembicaraan pada hari Senin dengan Kanada dan Meksiko sebelum tarif mulai berlaku. Retribusi tersebut akan mulai berlaku pada 4 Februari, kecuali ada kesepakatan pada menit-menit terakhir.
“Dia tampak seperti pemain poker yang mempertaruhkan seluruh simpanannya. Pasar belum siap menghadapinya,” ujar Steven Englander, kepala penelitian G-10 FX global di Standard Chartered Plc.
Pelaku pasar mewaspadai perubahan besar pada aset-aset yang dianggap berada di garis depan perang dagang. Pasar saham Hong Kong dibuka kembali setelah libur beberapa hari dan mengalami penurunan yang lebih kecil dibandingkan pasar saham Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
Pasar saham China Daratan dibuka kembali pada Rabu (5/2/2025) mendatang. Bagi pedagang valuta asing, penetapan nilai yuan China akan menjadi kunci untuk menunjukkan seberapa besar upaya pemerintah untuk memperlambat penurunannya.
China sangat ingin agar perundingan perdagangan berjalan dan sedang mempersiapkan tawaran pembuka untuk mencoba mencegah kenaikan tarif yang lebih besar dan pembatasan teknologi.
Menanggapi pengumuman AS, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan tarif balasan sebesar 25%, sementara pemimpin Meksiko Claudia Sheinbaum menjanjikan pungutan balasan.
Adapun, Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pernyataan yang menyatakan akan melakukan “tindakan penanggulangan yang sesuai,” tanpa menjelaskan lebih lanjut, dan berjanji akan mengajukan keluhan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).