Bisnis.com, JAKARTA — Gejolak pasar global yang dipicu oleh perusahaan rintisan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek, memicu volatilitas dalam aset digital sehingga menimbulkan pertanyaan baru tentang prospek kripto menyusul lonjakan harga tahun lalu.
Mengutip Bloomberg pada Rabu (29/1/2025), harga Bitcoin diperdagangkan pada harga US$102.316. Level harga baru ini menghapus sebagian koreksi sebesar 3% yang terjadi pada sesi perdaganagan sebelumnya di tengah penurunan Indeks Nasdaq 100 saham teknologi AS. Sementara itu, token seperti Ether dan Solana juga berhasil memangkas aksi jual yang lebih dalam.
Keberhasilan mendadak DeepSeek mengisyaratkan meningkatnya persaingan AI dari China. Hal ini lantas memperburuk kekhawatiran atas keberlanjutan valuasi tinggi saham teknologi AS yang didasarkan pada kepemimpinan dalam inovasi.
Risiko bagi kripto adalah bahwa kecemasan seperti itu dapat melemahkan semangat spekulatif yang lebih luas, seperti pelemahan dorongan yang timbul dari perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang mendukung regulasi aset digital.
"Meskipun pasar kripto tetap berkorelasi erat dengan sentimen sektor teknologi, periode volatilitas yang meningkat sering kali terbukti bersifat sementara. Reaksi pasar awal mungkin berlebihan," jelas , analis riset di Presto Research, Rick Maeda dalam sebuah catatan kepada klien.
Korelasi Bitcoin yang erat dengan saham teknologi AS menggarisbawahi kerentanan tersebut. Koefisien korelasi 30 hari untuk mata uang kripto dan Nasdaq 100 berada pada sekitar 0,67, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Angka 1 menunjukkan aset bergerak seirama, sementara minus 1 menandakan hubungan terbalik.
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Investasi ByteTree Asset Management Charlie Morris mengatakan Bitcoin dan perusahaan teknologi besar makin sulit dibedakan saat ini, mengingat keduanya bergerak beriringan.
"Meskipun ada perintah eksekutif dan penurunan nilai tukar dolar tahun ini, Bitcoin tidak dapat mencapai titik tertinggi baru," tulisnya dalam sebuah catatan.
Token tersebut mencapai rekor US$109.241 menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, tetapi kemudian merosot kembali. Perintah eksekutif kepresidenan Trump tercatat gagal memicu reaksi pasar yang lebih luas.
Bitcoin melonjak 465% selama 2023 dan 2024, membuat beberapa orang bertanya berapa lama lagi masa-masa indah ini dapat berlangsung.
Sikap prokripto Trump tetap menjadi pilar dukungan yang kuat untuk Bitcoin dan aset digital lainnya, menurut Jonathan Yark, pedagang kuantitatif senior di pembuat pasar Acheron Trading. Salah satu tindakan yang paling ditunggu-tunggu dari Trump adalah potensi penciptaan cadangan Bitcoin nasional, sesuatu yang ia usulkan selama kampanyenya.
"Anda [investor kripto] memiliki dukungan yang kuat dari cabang eksekutif," kata Kepala Eksekutif Ark Investment Management Cathie Wood dalam sebuah wawancara.
Wood menambahkan, penyertaan Bitcoin dalam cadangan Treasury akan mendapat dukungan dari ketiga lembaga pemerintahan, yang akan menjadi perubahan besar.
Adapun, beberapa pelaku pasar aset digital sudah terperosok dalam koreksi yang makin dalam. Pengukur yang melacak separuh terbawah dari 100 aset digital terbesar turun lebih dari 10% sejak pergantian tahun.
"Untuk Bitcoin, kisaran dari US$90.000 hingga US$110.000 kemungkinan akan terus bertahan untuk beberapa waktu saat pasar berkonsolidasi," kata Caroline Mauron, salah satu pendiri Orbit Markets, penyedia likuiditas untuk derivatif kripto.