Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bank jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) telah memberikan ancang-ancang rasio tebaran dividen tunainya untuk tahun buku 2024.
Salah satu bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV, BBCA misalnya akan memutuskan tebaran dividen tunainya untuk tahun buku 2024 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar beberapa bulan ke depan.
Adapun, sebelumnya BCA telah menebar dividen interim senilai Rp50 per saham atau setara Rp6,1 triliun pada Desember 2024 kepada pemegang saham. Tebaran dividen interim itu mengacu kinerja laba BCA per September 2024.
Pada keseluruhan 2024, BBCA sendiri telah membukukan laba bersih konsolidasi Rp54,8 triliun. Realisasi ini tumbuh 12,7% secara tahunan (year on year/yoy).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan perseroan selalu mengupayakan kenaikan nominal dividen yang dibayarkan kepada investor setiap tahunnya.
“Kami pernah janji kepada para investor, dividen yang dibayar BCA absolutnya itu harus lebih tinggi setiap tahun. Kecuali mungkin pada 2020 saat Covid-19, ya, karena saat itu profitnya negative growth 5%,” katanya dalam konferensi pers kinerja keuangan BCA 2024 pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Meski demikian, Jahja enggan menjanjikan angka pasti terkait besaran dividen tahun buku 2024 yang dibayarkan pada 2025 ini. Oleh karena itu, dia meminta para pemegang saham BBCA untuk menanti keputusan RUPST.
“Akan tetapi yang lalu [tahun buku 2023] seingat saya 68,5% dari profit kami itu kami bagikan sebagai dividen. Jadi nanti kami lihat, tunggu tanggal mainnya pada saat RUPST, kami akan tentukan berapa persen yang akan kami bagikan untuk dividen tahun [buku] 2024,” tuturnya.
Bank jumbo lainnya BBNI pada tahun lalu menebar dividen tunai tahun buku 2023 sebesar 50% dari laba bersihnya atau sebesar Rp10,45 triliun. Capaian tebaran dividen tahun buku 2023 BBNI naik dibandingkan tahun buku 2022 sebesar 40% dari laba bersihnya atau Rp7,3 triliun.
Adapun, untuk tahun buku 2024, BBNI telah meraup laba bersih Rp21,5 triliun. Capaian laba ini naik 2,7% yoy.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan rasio pembagian dividen BNI tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%. Ia mengatakan perseroan berupaya meningkatkan rasio tebaran dividen atau dividend payout ratio di atas 50%, seiring dengan tingkat permodalan perseroan yang dinilai memadai.
“Kami nanti akan lihat kemampuan [modal] sampai lima tahun ke depan. Saya rasa dengan kami naikkan dividen sedikit juga enggak akan ada isu,” katanya kepada wartawan pada beberapa waktu lalu.
Selain itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) Sunarso juga sempat menyatakan bahwa BBRI masih yakin ke depan tebaran dividennya masih tinggi. Alasannya, permodalan BBRI masih kuat.
"BRI belum perlu tambahan modal. Jadi, berapapun labanya, BRI punya kelonggaran membagikan dividen yang besar," ujar Sunarso pada tahun lalu.
Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Sigit Prastowo juga mengatakan terkait penentuan dividen, perseroan terus memperhatikan tingkat permodalan yang optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara jangka panjang.
Selain itu, pertimbangan permodalan menjadi bagian dari arahan kebijakan Kementerian BUMN yang menginginkan bank pelat merah mendukung pertumbuhan kredit yang sehat dan agresif dengan kadar kecukupan modal yang baik.
“Kami ingin sampaikan selama lima tahun terakhir BMRI telah membagikan dividen yang baik, di mana dividend payout ratio secara konsisten kita bayarkan 60% [dari laba] dan tentu ke depan kami ingin mempertahankan level tersebut,” ujarnya pada tahun lalu.
Masing-masing bank jumbo sendiri mengalami dinamika tebaran dividennya setidaknya dalam lima tahun terakhir. Saat pandemi Covid-19 mulai pada 2020, semua bank jumbo mengalami penurunan tebaran dividen baik nilai total dividen, dividen per saham, serta rasio tebaran dividen. Seiring berlalunya Pandemi Covid-19, tebaran dividen bank jumbo pun merangkak naik.
Apabila mengacu data tebaran dividen masing-masing bank, selama lima tahun terakhir, tercatat BBRI menjadi bank jumbo paling royal menebar dividen kepada pemegang sahamnya. Berikut daftar riwayat tebaran dividen bank jumbo dalam lima tahun terakhir:
1. BRI
Tahun buku | Rasio tebaran dividen | Nilai dividen | Dividen per saham |
2023 | 80% | Rp48,1 triliun | Rp319 |
2022 | 85% | Rp43,5 triliun | Rp288 |
2021 | 85% | Rp26,4 triliun | Rp174,23 |
2020 | 65% | Rp12,12 triliun | Rp98,9 |
2019 | 60% | Rp20,6 triliun | Rp168,1 |
2. Bank Mandiri
Tahun buku | Rasio tebaran dividen | Nilai dividen | Dividen per saham |
2023 | 60% | Rp33,03 triliun | Rp353,95 |
2022 | 60% | Rp24,7 triliun | Rp529,34 |
2021 | 60% | Rp16,82 triliun | Rp360,64 |
2020 | 60% | Rp10,27 triliun | Rp220,27 |
2019 | 60% | Rp16,48 triliun | Rp353,34 |
3. BCA
Tahun buku | Rasio tebaran dividen | Nilai dividen | Dividen per saham |
2023 | 68,47% | Rp33,28 triliun | Rp270 |
2022 | 62,1% | Rp25,3 triliun | Rp205 |
2021 | 56,9% | Rp17,9 triliun | Rp145 |
2020 | 48% | Rp13,69 triliun | Rp530 |
2019 | 47,9% | Rp13,69 triliun | Rp555 |
4. BNI
Tahun buku | Rasio tebaran dividen | Nilai dividen | Dividen per saham |
2023 | 50% | Rp10,45 triliun | Rp280,49 |
2022 | 40% | Rp7,3 triliun | Rp392,72 |
2021 | 25% | Rp2,72 triliun | Rp146 |
2020 | 25% | Rp820,1 miliar | Rp44,02 |
2019 | 25% | Rp3,84 triliun | Rp206,2 |