Bisnis.com, JAKARTA — PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) mengumumkan telah meraih sertifikat hak cipta atau paten dari Kemenkumham untuk produk teknologi yang bernama Treealgae yang merupakan alat penyerap karbon dan pemurni udara.
Coprorate Secretary OBAT Toufin Noor Prambudi mengakatan perseroan melalui anak usahanya yakni PT Algaepark Indonesia Mandiri (AIM) telah memperoleh sertifikat hak cipta atau paten pada tanggal 22 Januari 2025 dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk produk teknologi yang bernama TREEALGAE.
"Produk ciptaan ini berupa alat penyerap karbon dan pemurni udara dengan sistem fotobioreaktor mikroalga, yang mana efisiensi penyerapan karbon dari satu unit alat setara dengan 15 pohon," kata Toufin dalam keterbukaan informasi, Rabu (22/1/2025).
Toufin melanjutkan, Produk samping berupa biomassa dan kultur cair yang telah mengandung karbon organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pembenah tanah dan pupuk cair tanaman sehingga memberikan nilai tambah dan dampak lingkungan berkelanjutan.
"Paten tersebut berpotensi meningkatan pendapatan perseroan secara signifikan. Sebab, temuan ini menjadi terobosan yang dinantikan oleh banyak industri penghasil emisi karbon agar mereka dapat mengupayakan penurunan emisi karbon sesegera mungkin atau setidaknya memulai langkah awal dengan mengadopsi teknologi baru penyerap karbon ini untuk ditempatkan pada sekitar lingkungan pabrik atau kantor," pungkasnya.
Sebeumnya, emiten produsen herbal, kosmetik, dan layanan maklon itu berencana mendirikan fasilitas pabrik baru usai resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga
Brigit Biofarmaka diketahui telah resmi listing di BEI pada 13 Januari 2025, dengan raihan dana IPO sebesar Rp59,5 miliar. Usai aksi tersebut, perseroan akan membangun pabrik di Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Komisaris Utama OBAT Machmud Lutfi Huzain menjelaskan bahwa pabrik baru ini membutuhkan investasi sekitar Rp14–15 miliar dan diharapkan rampung pada 2026.
“Kami melihat potensi besar di pasar suplemen dan vitamin. Saat ini, kebutuhan masyarakat akan produk kesehatan semakin meningkat. Maka, kami memutuskan untuk memperluas cakupan maklon dari jamu tradisional ke vitamin modern,” ucapnya sesuai pencatatan saham perdana di BEI, Jakarta, Senin (13/1/2025).
Menurutnya, ekspansi tersebut juga bertujuan untuk menjawab kebutuhan pasar, khususnya bagi pelaku usaha yang ingin memproduksi produk bermerek sendiri.
“Industri maklon kami memungkinkan terciptanya entrepreneur baru yang dapat menjadi pemilik merek sendiri. Ini sejalan dengan misi kami untuk mendukung pertumbuhan wirausaha di Indonesia,” tambahnya.