Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten BUMN Karya mengalami koreksi di tengah lonjakan indeks saham infrastruktur pada perdagangan hari ini, Rabu (22/1/2025).
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham infrastruktur mencatatkan kenaikan sebesar 2,16% menuju level 1.526,25. Indeks tersebut juga tumbuh sebesar 3,71% selama sepekan dan meningkat 4,54% dalam sebulan terakhir.
Di sisi lain, saham BUMN Karya justru melemah. PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) memimpin dengan penurunan sebesar 2,56% menuju Rp228 per saham. Namun, sebulan terakhir, saham ADHI menguat 5,56%.
Selanjutnya saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membukukan penurunan sebesar 0,84% menjadi Rp236 per saham. Sementara itu, selama kurun satu bulan terakhir, saham perseroan tercatat menurun 3,28%.
Saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) turut mengalami koreksi. Selama perdagangan hari ini, saham PTPP dibuka pada level Rp346 per saham dan parkir di posisi Rp340. Hal tersebut mencerminkan penurunan sebesar 0,58%.
Danika Augusta Sari, Financial Advisor Sucor Sekuritas, mengatakan bahwa kenaikan saham infrastruktur salah satunya dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% baru-baru ini.
Baca Juga
“Sektor infrastruktur itu sangat sensitif terhadap suku bunga karena memiliki banyak utang, sehingga jika suku bunga turun, ini bisa menjadi katalis bagi sektor tersebut,” ujarnya saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Dengan beban utang yang lebih ringan, perusahaan di sektor infrastruktur berpeluang meningkatkan margin keuntungan dan memperkuat posisi keuangan ke depan.
Di sisi lain, penurunan saham BUMN Karya terjadi seiring dengan pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang berencana meningkatkan peran swasta dalam agenda pembangunan infrastruktur nasional.
Hal itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin yang digelar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis (16/1/2025).
“Infrastruktur sebagian besar saya serahkan ke swasta untuk membangun. Swasta lebih efisien, lebih inovatif, dan lebih berpengalaman. Jadi nanti tol, pelabuhan, bandara, silakan swasta bergerak,” pungkas Prabowo.
Menurut Prabowo, kebijakan tersebut bertujuan supaya pemerintah dapat fokus terhadap persoalan yang lebih berkaitan dengan perlindungan rakyat.
Seiring hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan rencana Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan peran swasta dalam proyek infrastruktur nasional tidak akan mengganggu portofolio BUMN Karya.
Dia menyatakan portofolio BUMN Karya tidak akan berubah karena tiap perseroan memiliki banyak program kerja lain, khususnya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“BUMN Karya memiliki banyak program kerja lain, misalnya di IKN Nusantara. Ada juga proyek-proyek kerja sama dengan sektor swasta, bahkan beberapa hotel dibangun oleh BUMN Karya yang bekerja sama dengan swasta,” ujar Erick saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Menurutnya, saat ini arah kebijakan ekonomi sangat terbuka. Untuk sektor infrastruktur, dia menilai banyak jalan tol yang dimiliki swasta. Selain itu, ada aset BUMN yang kini dikerjasamakan dengan Investment Authority (INA).
Erick memandang bahwa faktor terpenting adalah menekankan pembangunan infrastruktur oleh berbagai pihak untuk menekan biaya logistik. Langkah ini dinilai krusial untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%.
“Terpenting adalah bagaimana infrastruktur terus dibangun oleh siapapun agar dapat menekan biaya logistik, karena kalau ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, salah satu kuncinya adalah memastikan transportasi dan logistik berjalan baik,” kata Erick.
_______________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.