Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Rp16.367 di Hadapan Dolar AS Usai Pelantikan Trump

Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (21/1/2025).
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level Rp16.367 per dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (21/1/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,08% ke level Rp16.367 per dolar AS pada pukul 09.00 WIB. Sementara itu, indeks dollar AS melemah 0,76% persen ke level 108,53.

Mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi, yakni yen Jepang yang menguat 0,07%, dolar Singapura melemah 0,25%, dolar Taiwan menguat 0,56%, dan won Korea Selatan melemah 0,04%.

Kemudian peso Filipina menguat 0,17%, rupee India menguat 0,05%, yuan China turun 0,10%, ringgit Malaysia menguat 0,32%, dan baht Thailand melemah 0,08%.

Melansir Reuters, dolar rebound dalam perdagangan Asia yang fluktuatif pada hari Selasa setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuturkan AS dapat memberlakukan tarif pada Kanada dan Meksiko dalam waktu dekat, meskipun rincian lebih lanjut tidak disampaikan.  

Trump mengatakan timnya sedang mempertimbangkan tarif sekitar 25% yang mungkin akan diumumkan pada 1 Februari, tetapi tidak memberikan rincian lainnya.  

Komentar tersebut mengejutkan, mengingat sebelumnya pejabat AS telah mengindikasikan bahwa pajak baru apa pun akan diberlakukan secara terukur, yang merupakan kabar melegakan bagi mata uang yang rentan terhadap perdagangan. Memo selanjutnya hanya mengarahkan lembaga-lembaga untuk menyelidiki dan mengatasi defisit perdagangan yang terus-menerus.

"Tarif sebesar 25% terlihat tinggi sebagai permulaan, dan pasar bereaksi cepat, terutama di pasar valuta asing [FX]," kata Shoki Omori, Chief Global Desk Strategist Mizuho Securities di Tokyo.  

"Saya pikir para pelaku pasar memperkirakan Trump akan memulainya dengan China, misalnya dengan tarif 10%-20% pada sejumlah barang, tetapi dengan peningkatan bertahap."  

Reuters mencatat Indeks dolar menguat 0,6% menjadi 108,65, setelah sebelumnya turun 1,2% dalam perdagangan semalam, yang merupakan penurunan harian terbesar sejak akhir 2023.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper