Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisi-Kisi Emiten Konglomerat Royal Bagi Dividen 2025, Ada INDF hingga PGAS

Analis melihat emiten-emiten konglomerat seperti INDF hingga PGAS berpeluang royal membagikan dividen pada tahun 2025 ini.
Ilustrasi. Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). / JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi. Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/12/2024). / JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Investor pasar saham akan menyambut musim dividen untuk tahun buku 2025 dalam waktu dekat. Analis melihat emiten-emiten konglomerat seperti Grup Salim dapat dicermati saat musim dividen ini.

Head of Proprietary Investment Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan dari pengamatannya, saham-saham Grup Salim menjadi saham-saham yang rutin membagikan dividen selama ini.

"Saham-saham Grup Salim seperti INDF, ICBP, LSIP, dan SIMP, itu selalu bagi dividen," kata Handiman dalam Mirae Asset Sekuritas Media Day, Selasa (14/1/2025).

Sementara itu, untuk dividen dari Grup Barito, menurut Handiman saat ini memiliki valuasi yang sangat mahal.

"Kita tahu kalau valuasi mahal itu otomatis yieldnya sangat kecil," ujarnya.

Mirae Asset Sekuritas mencermati terdapat 80 saham perusahaan dengan dividen tinggi di Bursa. Dari 80 saham tersebut, lima saham utama pilihan Mirae Asset adalah PT BPD Jawa Timur Tbk. (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA).

Handiman memperkirakan kelima saham tersebut akan menjadi penyumbang terbesar dari prediksi total dividen perusahaan penghuni bursa saham tahun ini sebesar Rp322,4 triliun, atau turun 11,4% dibandingkan dividen dari tahun 2024 sebesar Rp364,2 triliun.

Nilai dividen Rp364,2 triliun yang dibagikan pada 2024 tersebut mencakup dividen tahun buku 2023, termasuk dividen interimnya. Untuk musim dividen, dia mengatakan puncak musim dividen setiap tahunnya jauh pada Maret-Juni dan di sepanjang kuartal IV. 

Sepanjang 2024, sektor keuangan dan energi masih menjadi dua sektor dengan kontribusi dividen terbesar dengan kontributor utama seperti ADRO, BBRI, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI).

“Hal ini mengonfirmasi kedua sektor tersebut masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investor yang mengincar dividen,” tuturnya.

Dia menuturkan prediksi dividen 2025 tersebut turun dibanding tahun sebelumnya karena disebabkan adanya kejadian yang di luar kebiasaan pada tahun lalu, terutama dari dividen spesial PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) senilai Rp41,53 triliun.

Perusahaan-perusahaan dengan dividen tinggi tersebut, lanjutnya, berpotensi kembali menawarkan dividen yang menarik tahun ini, terutama berkaca pada catatan historis pembayaran dividen tahun lalu.

Tahun 2024, lanjutnya, jumlah perusahaan tercatat yang membagikan dividen juga semakin meningkat yaitu 342 perusahaan, dari 323 perusahaan pada 2023 seiring dengan bertambahnya emiten baru di pasar saham.

Meskipun naik secara jumlah, rasio perusahaan pembagi dividen dengan total perusahaan yang listing di bursa turun yaitu 38,3% pada 2024, dari 39,4% pada 2023 seiring dengan lebih sedikitnya perusahaan tercatat baru yang membagikan dividen.

Pada 2024, ADRO dan BBRI menyandang predikat sebagai emiten pembagi dividen terbesar dari sisi nilai, masing-masing Rp54,4 triliun dan Rp48,1 triliun pada 2024. Dari sisi imbal hasil dividen atau dividend yield, emiten pembagi dividen terbesar adalah ADRO sebesar 49,4%, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) 20,5%, dan PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) 19,8%.

Di sisi lain, dengan setoran dividen yang besar dari BBRI beserta dividen perusahaan-perusahaan BUMN lain, setoran dividen perusahaan pelat merah ke pemerintah hingga November 2024 telah melebihi target yaitu senilai Rp86,4 triliun.

Dari jumlah tersebut, perusahaan BUMN yang sahamnya tercatat di bursa berkontribusi sebanyak 68,6% dari total dividen yang disetorkan kepada kas negara. Secara sektoral, BUMN perbankan masih dominan dengan kontribusi 57,4%.

“Mengingat target penerimaan dividen BUMN 2025 yang meningkat yaitu Rp90 triliun, kami meyakini BUMN yang listed akan tetap memberikan dividen yang besar tahun ini,” tutur Handiman.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper