Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Was-Was IHSG Hingga Vonis Trump

Artikel bertajuk Was-Was IHSG Jelang Pelantikan Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id, Senin (13/1/2025).
top 5
top 5

Bisnis.com, JAKARTA — Momen pelantikan Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu katalis yang ditunggu oleh para investor di pasar saham. Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terpantau belum berdaya pada awal tahun ini.

Pasar saham diproyeksikan bakal menghadapi tantangan dan risiko menjelang pelantikan Donald Trump menjadi Presiden AS bulan ini. Tak hanya itu, pasar saham bahkan akan mengalami the waiting game menunggu kondisi lebih pasti di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan domestik.

Artikel bertajuk Was-Was IHSG Jelang Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Kala January Effect Tak Agresif menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id.

Selain ulasan tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Senin (13/1/2025):

 

Menimang Opsi Anyar Disparitas Harga Gas

Disparitas yang amat lebar antara harga gas pipa dan gas hasil regasifikasi memerlukan skema anyar sebagai jalan tengah bagi produsen, distributor, dan konsumen guna meredam risiko melempemnya daya saing industri nasional.

Tim Peneliti Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada Agung Satriyo Nugroho menjelaskan bahwa harga gas hasil regasifikasi memang cenderung lebih mahal ketimbang gas pipa. Hal ini, imbuhnya, lantaran perlu adanya teknologi pencairan untuk pengangkutan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) menggunakan kapal khusus, dan diregasifikasi atau mengubah LNG ke bentuk gas kembali.

Dia memandang bahwa ada juga faktor lain yang membuat adanya disparitas harga tersebut, terutama dari aspek non-teknis seperti pengadaan lahan dan pembangunan infrastruktur gas. 

 

Was-Was IHSG Jelang Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Kala January Effect Tak Agresif

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat sebesar 0,34% atau 24,28 poin ke posisi 7.088,87 pada perdagangan Jumat (10/1/2025). IHSG dibuka di level 7.076,90 dan sempat bergerak ke level terendah 7.074,14 dan ke level tertinggi 7.121,63. 

Saat penutupan, sebanyak 330 saham menguat, 265 saham menurun, dan 357 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar mencapai Rp12.403 triliun. Investor asing terpantau mencatatkan nilai jual bersih harian Rp201,56 miliar pada Jumat (10/1/2025) dan akumulasi net sell senilai Rp2,94 triliun sepanjang 2025.

Saham berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) naik 2,20% ke level harga Rp10.450, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 2,11% ke level Rp8.450. Lalu disusul, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) naik 1,73% ke level Rp 20.600.

Selanjutnya, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) bergerak melemah 1,09% ke level Rp6.800, dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) melemah 1,65% ke level Rp17.875. Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) juga menukik turun 0,85% menuju level Rp2.320.

 

Cari Celah Asuransi Redam Efek Angka Tinggi Penyakit Kritis

Industri asuransi jiwa di Indonesia menghadapi tantangan besar akibat tingginya angka penyakit kritis. Penyakit tidak menular (NCDs) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Hal yang mendorong peningkatan biaya kesehatan yang signifikan.

World Health Organization (WHO) menyebut bahwa penyakit NCDs, seperti penyakit kardiovaskular termasuk serangan jantung, stroke, kanker dan diabetes menjadi penyebab utama kematian di Indonesia yang menyumbang 52,2% dari total kematian.

Iwan Pasila, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan NCDs memang sudah lama menjadi salah satu sumber peningkatan biaya kesehatan. Tentunya, industri asuransi dituntut memiliki kapabilitas yang baik.

 

Membaca Prospek Pasar Perhotelan Bali di Awal Tahun 2025

Sektor perhotelan di Bali diproyeksikan memiliki prospek yang positif di 2025. Pada periode Januari—November 2024 tercatat sebanyak 5.782.260 kunjungan wisman yang datang langsung ke Bali. Jika dibandingkan dengan periode Januari—November 2023, jumlah wisman tercatat meningkat hingga 20,67%.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan musim liburan sudah berlalu dimana angka kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing dan baru meningkat mendekati libur Natal dan Tahun Baru. 

Menurutnya, performa pasar perhotelan di Bali diproyeksikan akan cukup tinggi setidaknya sampai akhirnya karena di akhir Januari 2025. Hal ini terdapat cukup banyak libur nasional yang diharapkan bisa menarik pasar domestik untuk berlibur ke Bali. 

 

Memalukan, Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Divonis Bersalah dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menjadi mantan presiden pertama dan calon presiden pertama yang dijatuhi hukuman atas kejahatan setelah dinyatakan bersalah dalam kasus uang tutup mulut, hanya 10 hari sebelum pelantikannya. 

Tangkapan layar saat Donald Trump dan Todd Blanche dalam persidangan pada Jumat (10/1/2025). (USA Today)

Hakim Mahkamah Agung Manhattan Juan M. Merchan menjatuhkan vonis unconditional discharge atau bebas tanpa syarat. Trump dinyatakan bersalah atas 34 tuduhan pemalsuan catatan bisnis tingkat pertama.

Kejadian itu berawal dari pembayaran uang tutup mulut yang dilakukan oleh pengacara Trump, Michael Cohen yang memberikan US$130.000 kepada bintang film dewasa Stormy Daniels hanya beberapa saat menjelang pemilihan umum 2016. 

Daniels diminta tutup mulut atas hubungan seksualnya dengan Trump, yang disebut Daniels dilakukan pada 2006. Vonis bebas tanpa syarat termasuk dalam putusan sidang yang sangat langka. 

Dalam vonis bebas tanpa syarat, berarti Trump tidak akan dikenai hukuman penjara, masa percobaan, ataupun denda. Namun, statusnya sebagai 'penjahat' tetap tercatat dalam catatan legalnya, hanya beberapa saat sebelum pelantikannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper