Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan China Lesu, Impor Minyak dari Asia Melemah Sepanjang 2024

Permintaan impor minyak mentah dari kawasan Asia terpantau turun pada 2024 lalu. Ini menjadi pelemahan tahunan pertama dalam 3 tahun terakhir.
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA -- Impor minyak mentah dari kawasan Asia terpantau turun pada 2024 lalu. Anjloknya impor secara tahunan menjadi yang pertama dalam 3 tahun terakhir. Tren penurunan disebabkan oleh permintaan yang lemah dari China dan pembeli utama lainnya, sedangkan India hanya berhasil mencatatkan pertumbuhan tipis.

Data LSEG Oil Research yang dikutip dari Reuters pada Senin (6/1/2025) mencatat, Asia yang merupakan wilayah utama impor minyak dunia mencatat kedatangan 26,51 juta barel per hari (bph) pada 2024, turun 1,4% dari 26,88 juta bph pada tahun 2023.

Penurunan 370.000 bph tahun ini menandai pertama kalinya impor minyak mentah Asia turun sejak 2021, ketika penguncian ketat China untuk memerangi Covid-19 memangkas permintaan di negara pengimpor minyak terbesar di dunia itu.

Pemangkasan dari China kembali terulang pada 2024, dengan impor kemungkinan turun sekitar 1,9%, atau 210.000 barel per hari, menurut data resmi untuk 11 bulan pertama tahun ini dan estimasi LSEG untuk kedatangan Desember.

Selama 11 bulan pertama pada 2024, China mengimpor 11,02 juta barel per hari, menurut data bea cukai, sementara LSEG memperkirakan kedatangan Desember sebesar 11,63 juta barel.

Jika angka resmi untuk Desember sejalan dengan estimasi LSEG, impor China pada 2024 berpotensi berada di kisaran 11,07 juta barel per hari, turun dari angka bea cukai sebesar 11,28 juta barel per hari untuk periode 2023.

Lemahnya impor minyak mentah China disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, meningkatnya penggunaan kendaraan listrik, dan peralihan angkutan truk ke gas alam cair.

Pasar kini mempertanyakan apakah tren penurunan tersebut kemungkinan akan berbalik pada 2025, atau apakah impor minyak mentah China kemungkinan telah mencapai puncaknya dan akan menurun lagi tahun ini.

Pasalnya, China tengah menuju kendaraan listrik untuk transportasi. Selain itu, harga LNG yang tetap kompetitif dengan solar membuat sulit untuk melihat permintaan solar meningkat.

Hal ini menjadikan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat sebagai pendorong yang paling mungkin untuk peningkatan permintaan minyak mentah di China. Akan tetapi, hal itu masih belum pasti, mengingat kemungkinan meningkatnya ketegangan perdagangan dengan pemerintahan Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan datang.

Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan minyak China akan meningkat pada 2025 sebesar 220.000 barel per hari. Kenaikan tersebut seiring dengan upaya stimulus Beijing yang akhirnya menghasilkan ekonomi yang lebih kuat.

Namun, perkiraan tersebut kemungkinan besar bergantung pada keberhasilan China mengatasi ketegangan perdagangan dengan pemerintahan Trump, dan apakah hal ini benar-benar terjadi masih sangat tidak pasti.


Harapan dari India

Sementara itu, India, importir minyak terbesar kedua di Asia, berada di jalur yang tepat untuk mencatat pertumbuhan yang moderat dalam kedatangan minyak pada 2024. Data LSEG menunjukkan peningkatan sekitar 2,3%, atau lebih dari 100.000 barel per hari, dari periode 2023.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper